WHO: Gejala Omicron Lebih Ringan, Tapi Jangan Diremehkan

Vaksin Covid-19 masih memberikan perlindungan, dengan memunculkan pilar kedua dari respons imun dari sel-T.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan,  kebanyakan varian virus corona Omicron yang menjangkiti  mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya, dan mengakibatkan pemisahan di beberapa tempat antara melonjaknya jumlah kasus dan tingkat kematian yang rendah.

"Kami melihat semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lain, paru-paru yang akan menyebabkan pneumonia parah," kata Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud dikutip dari Reuters, Rabu, 5 Januaro 2022.

"Ini bisa menjadi kabar baik, tetapi kami benar-benar membutuhkan lebih banyak penelitian untuk membuktikannya," tambahnya.

Sejak varian omicron pertama kali terdeteksi pada bulan November 2021, data WHO menunjukkan bahwa itu telah menyebar dengan cepat dan muncul di setidaknya 128 negara, menghadirkan dilema bagi banyak negara dan orang yang ingin memulai kembali ekonomi dan kehidupan mereka setelah hampir dua tahun gangguan terkait Covid-19.

Namun, sementara jumlah kasus telah melonjak ke rekor sepanjang masa, tingkat rawat inap dan kematian seringkali lebih rendah daripada fase lain dalam pandemi.

"Apa yang kita lihat sekarang adalah pemisahan antara kasus dan kematian," katanya.

Pernyataannya tentang pengurangan risiko penyakit parah berpadu dengan data lain, termasuk studi dari Afrika Selatan, yang merupakan salah satu negara di mana Omicron pertama kali terdeteksi.

Namun, Mahamud juga memberikan peringatan, menyebut Afrika Selatan sebagai "pencilan" karena memiliki populasi muda, di antara faktor-faktor lainnya.

Mahamud juga memperingatkan bahwa penularan Omicron yang tinggi akan menjadi dominan dalam beberapa minggu di banyak tempat, ini menimbulkan ancaman bagi sistem medis di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya tetap tidak divaksinasi.


Vaksinasi memberikan perlindungan

Sementara Omicron tampaknya melewati antibodi, muncul bukti bahwa vaksin Covid-19 masih memberikan perlindungan, dengan memunculkan pilar kedua dari respons imun dari sel-T.

"Prediksi kami adalah perlindungan terhadap rawat inap yang parah dan kematian (dari Omicron) akan dipertahankan," katanya.

Hal ini juga berlaku untuk vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac yang digunakan di China, di mana kasus Omicron tetap sangat rendah.

"Tantangannya bukanlah vaksin tetapi vaksinasi dan menjangkau populasi yang rentan itu," katanya.

Ditanya tentang apakah vaksin khusus Omicron diperlukan? Mahamud menjawab hal terlalu dini untuk mengatakan tetapi menyuarakan keraguan dan menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada produsen untuk memutuskan sendiri.

"Cara terbaik untuk mengurangi dampak varian tersebut adalah dengan memenuhi tujuan WHO untuk memvaksinasi 70 persen populasi di setiap negara pada Juli, daripada menawarkan dosis ketiga dan keempat di beberapa negara," ujar Mahamud.
"Cara terbaik untuk mengurangi dampak varian tersebut adalah dengan memenuhi tujuan WHO untuk memvaksinasi 70 persen populasi di setiap negara pada Juli, daripada menawarkan dosis ketiga dan keempat di beberapa negara," ujar Mahamud.

Karena jumlah kasus akibat Omicron melonjak, beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, telah mengurangi periode isolasi atau karantina dalam upaya untuk memungkinkan orang tanpa gejala kembali bekerja atau sekolah.

Menurut Mahamud, para pemimpin negara harus memutuskan berdasarkan kekuatan epidemi lokal, dengan mengatakan negara-negara Barat dengan jumlah kasus yang sangat tinggi mungkin mempertimbangkan untuk memangkas periode isolasi agar layanan dasar tetap berfungsi.

Namun, tempat-tempat yang sebagian besar ditutup akan lebih baik untuk mempertahankan periode karantina 14 hari penuh. []


Baca Juga



Berita terkait
Prancis Mulai Pembatasan Baru Dalam Perangi Omicron
Prancis, 3 Januari 2022, meresmikan beberapa pembatasan baru untuk memerangi peningkatan jumlah baru penularan
Omicron Dorong Lonjakan Kasus Covid-19 di Australia
Jumlah infeksi virus corona harian melonjak lagi di Australia, Jumat, 31 Desember 2021, ke rekor terbaru, yakni lebih dari 32.000
Prediksi Ahli Sebut Banyak yang Berpotensi Terinfeksi Omicron
Ahli virus yang pertama kali menemukan Omicron memprediksi banyak orang akan terinfeksi varian baru tersebut
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina