Tegal - Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi membela sejumlah pesepeda yang dikecam warga karena melanggar traffic light dan membahayakan pengguna jalan lain. Meski menerobos lampu merah dan memenuhi badan jalan, Jumadi menganggap perilaku itu masih wajar.
Diketahui, tren bersepeda di masa pandemi Covid-19 turut menjalar di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sayangnya, terdapat sekelompok pesepeda di Kota Bahari yang tak mematuhi aturan lalu lintas sehingga menganggu pengguna jalan lain.
Hal itu terlihat dalam video yang viral di media sosial sejak Sabtu malam 27 Juni 2020. Dalam potongan video itu tampak rombongan pesepeda beriringan melaju di Jalan AR Hakim padahal saat itu lampu traffic light sedang menyala merah. Selain menerobos lampu merah, mereka juga memenuhi separuh badan jalan.
Para pengendara sepeda motor dan mobil dari arah lain pun akhirnya terpaksa berhenti hingga rombongan pesepeda itu lewat. Perilaku tak terpuji itu juga mendapat kecaman dan sorakan dari para pengguna jalan lain yang merasa terganggu.
Jadi jangan sedikit-sedikit langsung di-blow up, ini tidak benar. Tidak seperti itu.
Dimintai tanggapan terkait video tersebut, Wawali Kota Tegal Mohamad Jumadi meminta masyarakat tidak apriori terhadap para pesepeda. Menurutnya, aktivitas bersepeda yang kini sedang marak justru harus diapresiasi.
"Kita harus berpikir blessing in disguise (berkah tersamar) dari pandemi Covid-19. Blessing dari pandemi ini orang mau sehat, mau meningkatkan imun, caranya berolahraga. Saya kira bagus. Kalau ada kesalahan, hampir semua kota pasti ada kasus seperti itu," kata Jumadi, Senin, 29 Juni 2020.
Jumadi mengatakan, yang harus dilakukan di tengah tren bersepeda di masa pandemi Covid-19 adalah memberikan edukasi kepada para pesepeda terkait aturan berlalu lintas agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Jadi jangan sedikit-sedikit langsung di-blow up, ini tidak benar. Tidak seperti itu. Kasih kesempatan mereka. Mereka sudah bagus mencoba sehat. Kasih apresiasi, tinggal bagaimana caranya kita memberi edukasi agar taat aturan. Itu yang penting," ujarnya.
Jumadi menyebut, tindakan menerobos lampu merah seperti dilakukan rombongan pesepeda di video yang viral terjadi karena mungkin mereka baru pertama kali bersepeda. Dia menilai kejadian itu disebabkan oleh euforia tren bersepeda.
"Jangan dilihat menerobos lampu merahnya saja. Kasih apresiasi. Saya, pemkot berterima kasih kepada masyarakat Kota Tegal yang sudah bersepeda. Artinya mereka paham betul, bagaimana meningkatkan imunnya. Terus bersepeda, taati aturan lalu lintas," ucapnya.
Menurut Jumadi, Pemerintah Kota Tegal akan mengupayakan adanya jalur sepeda di tempat-tempat publik, seperti di kawasan alun-alun untuk memberi ruang bagi masyarakat yang sedang gemar bersepeda.
"Nanti kami pikirkan jalur sepeda, Tapi itu baru rencana, nanti kami bahas lebih detail. Biar pas. Kita akui, harus jujur, pemkot belum siapkan jalur sepeda. Karena kita tidak berpikir akan booming seperti ini," ujar dia. []
Baca juga:
- Senyum Penjual Sepeda di Abdya di Tengah Tren Gowes
- Ikut Tren Gowes, Ivan Gunawan Beli Sepeda Rp 40 Juta
- Tren Bersepeda Era Transisi New Normal di Surabaya