Waspadai Covid-19 AY.4.2, sub Varian Delta yang Sudah Memasuki Singapura

Sekitar 22.000 kasus telah terdeteksi di Inggris, serta di sekitar empat puluh negara lain
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Singapura mencatat setidaknya satu kasus subvarian virus corona Delta, yaitu varian AY.4.2 yang dipercaya lebih menular daripada jenis dominan yang beredar saat ini.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengonfirmasi bahwa satu kasus impor terinfeksi dengan subvarian AY.4.2, tetapi menambahkan bahwa tidak ada bukti penyebaran ke masyarakat.

Sementara efeknya masih dipelajari, menurut situs agregator data outbreak.info, satu kasus dengan subvarian AY.4.2, yang belum dianggap sebagai varian yang menjadi perhatian.

Wakil direktur Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Luo Yi-jun juga merujuk pada subvarian yang ada di Singapura.

Pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa mereka sedang memantau subvarian yang menjadi bagian dari enam persen dari semua kasus Covid-19 yang dianalisis di Inggris.

Pemantauan dimulai pada 27 September 2021 lalu.

Sekitar 22.000 kasus telah terdeteksi di Inggris, serta di sekitar empat puluh negara lain, menurut outbreak.info.

Sementara sejumlah kasus terisolasi dari subvarian AY.4.2 telah terdeteksi di Rusia, Israel, dan AS .

Pakar Inggris dan Rusia mengatakan AY.4.2 mungkin sekitar sepuluh persen lebih menular daripada varian Delta asli, pendorong utama di balik lonjakan Covid-19 di seluruh dunia.

Tetapi belum ada bukti bahwa itu telah menyebabkan penyakit yang lebih parah atau membuat vaksin tidak efektif. AY.4.2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini melacak 20 variasi varian Delta. Sejak Mei 2021, varian tersebut menjadi strain dominan yang beredar di Singapura. []


Baca Juga









Berita terkait
Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Eropa Terbanyak di Dunia
WHO mencatat Eropa sekali lagi memimpin dunia dalam persentase kasus Covid-19 baru dan kematian akibat penyakit yang disebabkan virus corona
900.000 Anak-anak di AS Telah Divaksinasi Covid-19
Gedung Putih katakan sekitar 900.000 anak-anak berusia 5-11 tahun telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19
Universitas Oxford Uji Coba Vaksin Covid-19 Melalui Hidung
Para ilmuwan di Oxford University sedang menguji coba vaksin AstraZeneca dalam bentuk obat semprot hidung