Waspadai Bahaya Diabetes Melitus di Usia Muda

Riwayat diabetes pada keluarga, pubertas, perempuan, dan pertumbuhan janin yang terhambat dapat meningkatkan terjadinya diabetes.
Obesitas menyebabkan sel-sel di tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin, akhirnya menyebabkan diabetes. (Foto: Pixabay)

Jakarta, (Tagar 8/11/2018) - Usia muda bukan halangan Diabetes Melitus menyerang. Faktor yang mempengaruhinya adalah perubahan gaya hidup dan kurangnya aktivitas. Hal tersebut ternyata dapat menyebabkan obesitas.

Obesitas menyebabkan sel-sel di tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin, akhirnya menyebabkan diabetes. Selain itu, riwayat diabetes pada keluarga, pubertas, perempuan, dan pertumbuhan janin yang terhambat dapat meningkatkan terjadinya diabetes.

"Penegakan diagnosis diabetes dapat dilakukan melaui anamnesis (wawancara pasien) untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita, ataupun riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium," jelas dr Andra Aswar Sp.PD, dokter Spesialis Penyakit Dalam Ciputra Hospital saat dihubungi Tagar News (7/11).

Gejala yang seringkali timbul pada penderita diabetes, di antaranya sering buang air kecil, sering merasa haus, sering lapar namun terjadi penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, gejala gatal, penglihatan kabur, sering kesemutan, dan gangguan ereksi ataupun rasa gatal pada kulit bagian kelamin.

"Untuk pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula dari darah vena dan kadar HbA1C darah. Seseorang dapat dinyatakan menderita diabetes bila kadar gula lebih dari 200mg/dL atau glukosa puasa lebih dari 126 mg/dL, kadar test toleransi glukosa (GGT) 200mg/dL dan HbA1C lebih dari 6,5 persen," jelas dokter berkacamata itu.

Penanganan diabetes melitus dimulai dari mengubah gaya hidup, terapi gizi, pengaturan diet yang benar, dan latihan jasmani serta obat-obatan. Dianjurkan untuk penderita diabetes melitus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Konsultasi ke dokter gizi untuk membuat perhitungan yaang sesuai dengan jumlah kalori dam membuatkan susunan makanan harian.  

dr Andra menambahkan, olahraga rutin perlu dilakukan. Bersifat aerobic teratur seperti jalan kaki, sepeda, jogging, dan berenang. Baiknya dilakukan sebanyak tiga sampai empat kali per minggu selama 30 menit. Untuk mendapatkan berat badan ideal dan memperbaiki sensitivitas tubuh.

"Ingatlah bahawa diabetes melitus adalah sumber dari segala penyakit, oleh sebab itu kenali dan tanganilah sedini mungkin," tegasnya. []

Berita terkait