Waspadai Antraks, 1500 Sapi di Tegal Disuntik Obat

Tegal mulai mengantisipasi penyebaran penyakit antraks dan penyakit hewan ternak berbahaya lainnya menjelang Idul Adha.
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tegal melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban menjelang Idul Adha.

Tegal - Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mulai mengantisipasi penyebaran penyakit antraks dan penyakit hewan ternak berbahaya lainnya menjelang Hari Raya Idul Adha. Pemantauan dan pemeriksaan kesehatan hewan diintensifkan.

Plt Kabid Peternakan DKPP Kabupaten Tegal, Giyanto mengatakan, ‎antisipasi dilakukan dengan mengintensifkan pemeriksaan kesehatan hewan disertai pemberian obat dan vitamin ke hewan ternak yang akan dijadikan hewan kurban.

"Pemeriksaan kesehatan hewan sudah mulai kami lakukan untuk penanggulangan penyakit terutama penyakit hewan ternak yang tergolong zoonosis atau bisa menular ke manusia yaitu antraks," kata Giyanto, Jumat 19 Juli 2019.

‎Giyanto mengatakan, pemeriksaan tersebut disertai dengan pemberian obat dan vitamin. Dilakukan di pengepul sapi dan penjual kambing di seluruh wilayah Kabupaten Tegal. Total ada 1.500 ekor sapi dan 5.000 ekor kambing yang ditargetkan untuk diberikan obat dan vitamin.

"Selain antraks, penyakit lain diwaspadai dan biasanya ditemukan saat pemotongan hewan kurban adalah penyakit cacing hati dan penyakit mulut dan kuku (PMK)," jelasnya.

Nanti saat hari H pemotongan hewan kurban, kami juga akan terjunkan tim ke masjid-masjid untuk melakukan pemeriksaan

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap hewan ternak dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Tegal. Hewan ternak yang masuk harus disertai dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) untuk memastikan kondisi sehat dan aman dikonsumsi.

"Biasanya hewan ternak untuk kurban yang masuk ke Kabupaten Tegal berasal dari Jawa Timur.‎ Kami akan pastikan hewan-hewan yang masuk memiliki SKKH dari dokter kesehatan hewan setempat," tandasnya.

‎Pihaknya sejauh ini belum mendapati adanya hewan ternak yang terserang penyakit menular membahayakan seperti antraks. Meski demikian, langkah pemantauan dan pemeriksaan tetap diintensifkan hingga mendekati Idul Adha.

"Nanti saat hari H pemotongan hewan kurban, kami juga akan terjunkan tim ke masjid-masjid untuk melakukan pemeriksaan antemortem (sebelum pemotongan) dan postmortem (setelah pemotongan," tambahnya.

Salah satu penjual hewan kurban di Desa Jatibogor, Kecamatan Suradadi, Teguh, 37 tahun, mengaku sudah mulai menerima pesanan hewan ternak untuk kurban. Pesanan akan semakin meningkat memasuki Agustus.

"Untuk harga saat ini sudah mulai naik. Harga berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta," katanya, Jumat 17 Juli 2019. []

Baca juga:

Berita terkait