Ternak di Gunungkidul Dipastikan Aman dari Antraks

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memastikan hewan ternak di wilayahnya aman dari serangan bakteri antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnubroto mengungkapkan hewan ternak di Gunungkidul aman dari antraks.(Foto: Tagar/Hidayat)

Gunungkidul - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memastikan hewan ternak di wilayahnya aman dari serangan bakteri antraks. Warga diimbau tak perlu takut ketika membeli hewan kurban untuk perayaan Idul Adha mendatang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnubroto mengatakan, hewan ternak yang dipelihara di sekitar kawasan terindikasi adanya bakteri antraks yakni di Dusun Grogol 4, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo telah diberikan vaksin.

Sampai saat ini vaksin telah diberikan ke 633 ekor sapi dan 1.423 ekor kambing. Baik itu di zona merah, kuning, maupun hijau.

"Tahap pertama pemberian vaksin ini sudah hampir selesai. Tidak hanya di daerah Grogol 4 saja, tapi juga sampai desa-desa sekitarnya juga," katanya, saat dihubungi Tagar, Rabu 10 Juli 2019.

Vaksin ini, menurutnya diberikan setiap enam bulan sekali selama 10 tahun ke depan. Meski dalam jangka waktu yang lama, namun hewan ternak yang telah mendapatkan vaksin di tahap pertama dipastikan sudah aman dari bakteri vaksin.

Untuk itu jika ingin diperjualbelikan maupun dipakai kurban saat Idul Adha mendatang tidak perlu dikhawatirkan ancaman bakteri antraks.

"Sekali divaksin, ditunggu beberapa hari dulu. Baru bisa dipastikan aman dari bakteri antraks. Masyarakat tidak usah khawatir kalau mau dipakai kurban," kata dia.

Kendati demikian, pastinya tetap ada kalangan masyarakat yang khawatir. Untuk itu pihaknya akan melakukan sosialisasi mengenai vaksin antraks ini kepada berbagai kalangan.

Baik itu perwakilan dari tokoh masyarakat, takmir masjid, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gunungkidul.

Lebih baik curiga daripada lolos

"Kenapa juga MUI, supaya benar-benar paham kalau sudah aman. Mulai besok Kamis, 11 Juli kami sosialisasinya," tuturnya.

Bambang juga menyebut, selama ini bakteri antraks yang teridentifikasi hanya di wilayah Grogol 4 saja. Yaitu hanya tiga sampel tanah tempat penyembelihan hewan yang positif terkena bakteri mematikan itu.

Identifikasi terkait bakteri Antraks ini dilakukan oleh pihak yang berkompeten, yakni Balai Besar Veteriner Wates Kulonprogo. "Dari 48 sampel tanah yang kami kirim ke Balai Besar Veteriner, 45 di antaranya negatif," katanya.

Bakteri antraks ini terlacak pada pertengahan Mei lalu. Berdasarkan laporan dari warga di Dusun Grogol 4, yang diketahui ada sapi yang disembelih mengalami pembesaran limpa.

Atas temuan itu, Pemkab Gunungkidul tak hanya fokus pada antisipasi penyebaran antraks dari hewan. Namun juga memastikan warganya aman.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan, pihaknya telah mengumpulkan orang-orang yang sempat kontak dengan sapi yang telah disembelih itu.

Ada satu orang yang diambil swab dan darahnya, kemudian dibawa ke Balai Besar Veteriner di Wates dan Bogor. Orang tersebut karena saat kontak dengan hewan yang disembelih, ada keluhan luka.

Setelah diuji sampel, ternyata hasilnya negatif dan aman dari serangan bakteri antraks. "Lebih baik curiga daripada lolos," ucapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban