Waspada Persekusi Tokoh Agama

Tugiman menjelaskan, bentuk persekusi tersebut dapat berupa menyakiti fisik atau menekan secara psikis baik melalui pemukulan dan sejenisnya.
Pengamat Sosial dan Politik dari Universitas Pasundan Bandung Tugiman. (fit)

Bandung, (Tagar 9/3/2018) – Maraknya beredar berita hoax melalui berbagai media tentang persekusi terhadap tokoh agama sangat meresahkan.

Pengamat Sosial dan Politik dari Universitas Pasundan Bandung, Tugiman menilai, sejak akhir Januari hingga Februari 2018 telah terjadi 23 kali dugaan persekusi. Namun, dari jumlah tersebut hanya dua kasus yang merupakan kejadian sebenarnya, sisanya 21 kasus diduga hanya hoax.

"Persekusi (persecution) dapat dipahami sebagai penindasan, penganiayaan atau pendzaliman dari satu pihak ke pihak lain. Bentuk dan sasaran maupun pelakunya (persecutor) bisa berbeda dan bermacam-macam," tuturnya kepada tagar, Bandung, jumat (9/3).

Lebih lanjut, Tugiman menjelaskan, bentuk persekusi tersebut dapat berupa menyakiti fisik atau menekan secara psikis baik melalui pemukulan dan sejenisnya, ancaman, hinaan atau ujaran kebencian serta permusuhan.

"Pemaknaan persekusi yang muncul sangat menjadi jungkir balik, lantaran melalui kuasa media sosial dan media massa konvensional dipublikasikan sedemikian rupa yang bertolah dengan fakta sebenarnya," jelasnya.

Bisa saja persekutor (pelaku persekusi) terang dia, cenderung dijungkirbalikan menjadi korban persekusi, reaksi korban persekusi dikonstruksi menjadi persekutor (pelaku persekusi).

Sehingga, persekusi tidak murni lagi sebagai gagasan kemanusiaan tapi justru cenderung dijadikan media untuk mengintimidasi.

"Maraknya isu persekusi yang waktunya bersamaan dengan rangkaian Pilkada menimbulkan berbagai spekulasi yang cenderung bias. Sehingga, disamping membingungkan dan memunculkan sikap saling curiga antar kelompok dalam masyarakat juga rentan dipolitisasi," terangnya. (fit)

Berita terkait
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.