Waspada, Lombok Barat Darurat Kekeringan

Kekeringan di Kabupaten Lombok Barat, NTB, dari awalnya berstatus siaga kini menjadi tanggap darurat.
Warga Lombok Barat sedang antre mengambil air bersih di sebuah sumur yang berada di tengah sawah yang mengalami kekeringan. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Lombok Barat - Kekeringan di Kabupaten Lombok Barat, NTB, dari awalnya berstatus siaga kini menjadi tanggap darurat. Bertambahnya jumlah kecamatan dan desa yang mengalami kekeringan menjadi penyebabnya.

"Statusnya bencana kekeringan ini kita naikkan statusnya dari siaga menjadi tanggap darurat," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat HM Najib, rabu 24 Juli 2019.

Sebelumnya Najib juga menyampaikan persoalan bencana kekeringan itu pada Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Lombok Barat, Selasa 23 Juli kemarin di Ruang Rapat Umar Madi, kantor Bupati Lombok Barat.

Najib merinci peta kekeringan di Kabupaten Lombok Barat ada di enam wilayah, yang dikategorikan berpotensi kekeringan berdasarkan analisis hari tanpa hujan dari BMKG.

Wilayah kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Sekotong dengan enam desa, yakni Desa Sekotong Tengah, Kedaro, Sekotong Barat, Plangan, Cendi Manik, dan Buwun Mas.

Ada tiga kecamatan yang terdampak lahan pertaniannya. Kita khawatir mereka akan mengalami gagal panen

Kecamatan Lembar ada enam desa yang meliputi Desa Labuan Tereng, Sekotong Timur, Mareje Timur, Mareje Barat, Eyat Mayang dan Desa Jembatan Gantung.

Lalu Kecamatan Gerung yang meliputi tiga desa yang dilanda kekeringan, masing-masing adalah Desa Banyu Urip, Giri Tembesi dan Desa Tempos. Kemudian Kecamatan Kuripan meliputi Desa Kuripan Timur, Kuripan Selatan dan Desa Giri Sasak.

sumurKondisi sumur warga di Lombok Barat yang mengalami kekeringan. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Berikutnya adalah Kecamatan Batulayar yang meliputi lima desa, masing-masing adalah Desa Batulayar Induk, Batulayar Barat, Senggigi, Bengkaung dan Desa Pusuk Lestari. Kekeringan juga melanda Kecamatan Gunungsari, yaitu di Desa Bukit Tinggi.

"Dampak dari bencana kekerigan ini, masuknya periode puncak musim kemarau, masyarakat kita imbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan potensi kebakaran lahan," ujarnya.

Menurut Najib, pihaknya telah melakukan survei ke beberapa desa yang dinilai rawan bencana kekeringan, selain menggelar rapat koordinasi, dan menetapkan pembagian tugas wilayah droping air bersih.

Untuk distribusi air bersih, BPBD mengandeng Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran, PDAM Giri Menang, Polres Lombok Barat dan bahkan PMI.

Selama bulan Juli ini saja sudah mendroping air bersih sebanyak 25 kali. Sekali droping, sebanyak 5.000 liter.

Selain air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi, kekeringan ini diprediksi akan berakibat pada sektor pertanian.

"Ada tiga kecamatan yang terdampak lahan pertaniannya. Kita khawatir mereka akan mengalami gagal panen, yakni di Kecamatan Kuripan, Sekotong dan Lembar," rinci Najib.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.