Waspada, Lima Potensi Bencana Mengintai Kulon Progo

Warga Kulon Progo Yogyakarta diminta meningkatkan kewaspadaan mengingat memiliki lima potensi bencana alam. Terlebih musim hujan segera tiba.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengecek kendaraan penanganan kebencanaan di apel siaga bencana di Lapangan Pengasih pada Selasa, 20 Oktober 2020 (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Masyarakat Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta diminta mewaspadai bencana yang mungkin terjadi pada saat musim penghujan. Wilayah Bumi Binangun ini diperkirakan akan memasuki musim penghujan pada November 2020.

Bupati Kulon Progo Sutedjo, mengatakan, ada lima jenis bencana yaitu banjir, longsor, angin puting beliung, gempa bumi dan tsunami yang berpotensi terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Jika hujan deras terjadi dengan durasi cukup lama, berpotensi akan memunculkan genangan air terutama di daerah yang menjadi langganan banjir seperti Kapanewon Wates dan Panjatan.

Baca Juga:

Bencana yang berpotensi terjadi lainnya adalah tanah longsor untuk Utara Kulon Progo yang ada di pegunungan. "Longsor yang terjadi biasanya berskala kecil," ucap Sutedjo, di Kulon Progo, Selasa, 20 Oktober 2020.

Sementara untuk angin puting beliung, bisa muncul karena letak geografis Kulon Progo yang berada di antara samudra dan pegunungan. Angin dari laut ke darat akan terhalang pegunungan sehingga berputar dan kemudian menjadi angin puting beliung.

Belum lagi dampak dari potensi meletusnya Gunung Merapi yang tidak jauh dari Kulon Progo.

Potensi bencana lainnya adalah gempa, dikarenakan di dasar laut sisi tenggara DIY terdapat patahan lempeng Australia. Pergeseran lempeng tersebut dapat menimbulkan gempa. "Dengan gempa berskala besar juga berpotensi menyebabkan tsunami mengingat pantai di Kulon Progo sepanjang 23 kilometer. Belum lagi dampak dari potensi meletusnya Gunung Merapi yang tidak jauh dari Kulon Progo," ujar Sutedjo.

Dia menuturkan, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi musim hujan, kemudian digelar apel siaga bencana, di Lapangan Pengasih pada Selasa, 20 Oktober 2020, mengingat potensi bencana pada musim penghujan sangat lengkap. Dalam apel ini, semua unsur terkait penanganan bencana seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI, Polri dan elemen masyarakat disiapkan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

Baca Juga:

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulon Progo Yohannes Irianta mengatakan, pihaknya khususnya Tagana, siap melakukan penanganan bencana terkait pengungsian dan logistik. "Pada Bulan Agustus lalu kami mendapat bantuan sarana dan prasarana berupa truk dan dapur mini. Jadi Kami siap membantu dalam penanganan bencana, bahkan juga menyiapkan posko dan memetakan titik rawan," katanya.

Pembina Tagana Kulon Progo ini mengungkapkan, sekarang ini empat kapanewon di Kulon Progo yakni Galur, Panjatan, Wates dan Temon telah ditetapkan sebagai Kawasan Siaga Bencana (KWSB). Hal ini menjadi bukti jika Tagana siap membantu masyarakat khususnya dalam penanganan bencana. "Stok logistik untuk penanganan bencana sudah disiapkan. Jika kurang, masih bisa mengajukan ke DIY," ujarnya. []

Berita terkait
Lima Kapanewon di Kulon Progo Rawan Bencana Tanah Longsor
BPBD Kulon Progo sudah melakukan pemetaan sejumlah wilayah rawan bencana tanah longsor saat musim hujan. BPBD menyiapkan anggaran Rp 5 miliar.
Catat, Titik Rawan Bencana di Sleman saat Cuaca Ekstrem
BPBD Sleman mulai mempersiapkan dan mematakan wilayah rawan bencana. 2500 relawan disiapkan untuk penanganan bencana alam.
BMKG: Waspadai Bencana di Musim Pancaroba Yogyakarta
BMKG DIY mengingatkan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya akan potensi bencana alam di masa musim pancaroba saat ini.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.