Pandeglang - Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) penanggung jawab operasional TNI Manungal Membangun Desa (TMMD) ke 109 dari Mabes AD Mayjen Mohamad Sabar Fadhilah memastikan akses jalan warga di Desa Patia, Kecamatan Patia, Pandeglang selesai tepat waktu. Ia mengatakan, pihaknya ingin melihat langsung anggotanya bekerja untuk masyarakat yang ada di Pandeglang.
Jadi aspirasi dari masyarakat ke Koramil kemudian diteruskan ke Kodim dan Dandim nantinya yang akan mengusulkan agar wilayahnya bisa menjadi sasaran TMMD.
"Ada 3,400 kilometer dan lebar sekitar delapan (8) meter dibangun untuk mempermudah para petani yang ada di tiga desa di Kecamatan Patia Pandeglang. Sasaran program TMMD ini yaitu daerah-daerah yang memang terisolir. Biasanya pedalaman dan akses jalanya belum dibuka," ucap PA Kasad Mayjen Mohamad Sabar Padhilah kepada Tagar, Selasa, 6 Oktober 2020.
Mohamad mengatakan, sasaran utama dari program TMMD yaitu fisik dengan membuka akses jalan yang dulunya hanya bisa dilewati jalan setapak. Untuk di Indonesia, saat ini sebanyak 60 kota atau kabupaten yang sedang melaksanakan program TMMD.
"Jadi aspirasi dari masyarakat ke Koramil kemudian diteruskan ke Kodim dan Dandim nantinya yang akan mengusulkan agar wilayahnya bisa menjadi sasaran TMMD," ucap Mohamad.
Mohamad mengatakan, sangat berterimakasih kepada semua orang yang terlibat membantu proses TMMD. Wasev menyebut selama kegiatan TMMD, personil TNI juga tidak hanya membangun jalan. Akan tetapi pembangunan non fisik juga tetap dilaksanakan seperti penyuluhan hukum, pemahaman tetang bahaya narkoba, penyuluhan pertanian dan sosialisasi agar selalu menggunakan masker.
"Saya meminta maaf, seandainya ada ulah oknum anggota TNI yang memang membuat kesalahan. Warga bisa melaporkannya ke pimpinan dan kami akan menindaklanjuti laporan tersebut."ujar Mohamad.
Dandim 0603 Pandeglang menyebut dipilihnya TMMD di Kecamatan Patia karena lokasi tersebut akan menjadi keluar masuk tol Serang-Panimbang. Menurut Dandim, program TMMD di Patia ini jelas bisa menghidupkan ekonomi bagi masyarakat di sana.
"Tidak dibayangkan, dua bulan sebelum TMMD jalan di Patia yang menghubungkan tiga desa tersebut masih setapak. Bahkan para petani yang akan membawa hasil kebunnya terpakasa harus berputar arah dengan jarak tempuh tiga kali lipat," ucap Dedi Setiadi.[]