Warga Maros: Dua Hari Jaga TPS, Lima Hari di RS

Dua hari begadang demi suksesnya pelaksanaan pencoblosan, Nurul harus terbaring lemas lima hari di rumah sakit.
Nurul Widyasari (19) petugas pengawas TPS 18 Desa Bonto Matene, Maros sementara disuap oleh sang ibunda, Senin (22/4/2019). (Foto: Tagar/Aan)

Maros - Dua hari begadang demi suksesnya pelaksanaan pencoblosan 17 April lalu, Nurul Widyasari (19) harus membayar mahal dengan terbaring lemas, lima hari di Rumah Sakit (RS) Butta Salewangan Maros.

Widya, sapaan akrabnya, bertugas menjadi pengawas tempat pemungutan suara di TPS 18 Desa Bonto Matene, Kecamatan Mandai, sebelum harus menjalani rawat inap, terlebih dahulu pingsan di tempatnya mengawas, akibat kelelahan dan kekurangan tidur.

"Sehari sebelum pemilihan saya sudah mulai begadang sembari membersihkan alat peraga kampanye yang masih tersisa. Setelah hari pemilihan pun saya masih begadang menunggu rekapan selesai, sebelum saya akhirnya tidak sadar sudah terbaring lemas di rumah sakit," ujar Widya, yang baru saja menamatkan diri di SMA 1 Maros, Senin 22 April 2019.

Widya kepada Tagar tidak menyangka, keterlibatannya dalam pesta lima tahunan harus berakhir tidak dengan happy ending.

Selama bertugas, Widya mengakui hanya diberi waktu untuk pulang ke rumah hanya untuk sekedar mandi atau bersih-bersih. Ia tidak diperbolehkan untuk tinggal lama di rumah, walau hanya memejamkan mata beberapa menit.

"Saat bertugas menjadi pengawas, hanya bisa pulang ke rumah hanya untuk mandi, selain itu tidak diperbolehkan," tambah Widya yang tinggal di BTN Wesabbe 2 Maros, tak jauh dari tempatnya mengawas.

Selain Widya, petugas pengawas lainnya yang kini dirawat di RS Salewangan Maros adalah Andi Irfandi (22) yang bertugas di TPS 11, Kelurahan Adatongan, Kecamatan Mandai. Lelaki yang kesehariannya sebagai seorang ASN di Pemkab Maros kelelahan menjaga keamanan kotak suara dari TPS ke kantor kelurahan.

Irfandi menceritakan, dirinya bekerja dari pagi tembus pagi tanpa ada istrahat sedikit pun. Bahkan pada saat penghitungan suara, Ia mengawasi hingga pukul 02:00 dini hari waktu setempat.

"Dari intsruksi yang diberikan, setiap pengawas tidak boleh meninggalkan tempat mengawas. Jadi saya tetap bertahan di lokasi sampai badan lemas yang kemudian saya minta antar sama teman menuju rumah sakit," ujar Irfandi.

Dirawat sejak 17 April, kini Irfandi merasa jauh lebih baik, meski masih harus beristirahat sembari menunggu bisa sembuh total.

Pengobatan Ditanggung Bawaslu

Ketua Badan Pengawas Pemilu Maros, Sufirman dikonfirmasi terpisah mengatakan, semua pengobatan dan perawatan anggota pengawas yang bertugas ditanggung pihak Bawaslu.

"Kami sudah berkoordinasi ke Bawaslu Provinsi Sulsel dan sudah mendata semua Pengawas pemilu yang sakit atau yang kecelakaan untuk diupayakan adanya bantuan perawatan atau pengobatan," kata Sufirman kepada Tagar.

Kalaupun sudah butuh, Sufirman menyebut segera akan membantu bukan hanya secara kelembagaan tetapi kami juga scara pribadi sesama pengawas pemilu akan membantu.

Sufirman menambahkan, total tujuh orang semua pengawas yang dirawat. Dan yang masih dirawat di RS ada tiga orang dan sisanya sudah bisa kembali kerumahnya.

"Iya, semua yang dirawat karena kelelahan, dan satu lagi pengawas yang mengalami kecelekaan saat bertugas. Alhamdulillah tidak ada yang sampai meninggal," jelasnya. []

Berita terkait