Mamuju - Sebagian warga Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) yang mengungsi akibat gempa bumi berkekuatan 6.2 magnitudo mengguncang Sulbar beberapa hari lalu, mulai membersihkan puing-puing rumahnya yang hancur.
"Kami memilih kembali ke rumah karena tidak seorang pun bisa memastikan kapan terjadinya gempa," kata salah seorang warga Mamuju, Adhe Junaedi, Minggu, 31 Januari 2021.
Berhenti menonton video yang memutar rentetan bangunan runtuh karena video seperti itu yang saya yakini justru mengembalikan memori kita ke peristiwa itu lagi.
Adhe mengungkapkan, jika terlalu lama di pengungsain bisa membuat diri terlena dan mental tidak bakal membaik.
"Tidak ada alasan trauma. Trauma harus dilawan dengan cara dan keyakinan masing-masing," katanya.
Cara paling mudah mengobati trauma, kata Adhe adalah lawan rasa takut dengan melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum terjadinya gempa bumi.
"Berhenti menonton video yang memutar rentetan bangunan runtuh karena video seperti itu yang saya yakini justru mengembalikan memori kita ke peristiwa itu lagi," katanya.
Namun, warga yang tidak lagi memiliki rumah karena roboh akibat gempa, atau mungkin sudah tidak aman, tidak ada pilihan lain selain tetap di pengungsian.
"Kecuali ada kerabat atau keluarga yang bersedia menerima mereka tinggal di rumahnya," katanya.
Ataukah pemerintah memprioritaskan mereka sebagai warga yang berhak diberi tempat hunian sementara dan dicukupi kebutuhan dan keperluannya.
"Pemerintah seharusnya bisa melakukan itu dengan segala power yang dimiliki. Pilihannya ada dua, mau atau tidak melakukan itu," kata Adhe Junaedi. []