Makassar - Sebanyak 30 rumah warga Makassar yang bermukim di Blok F perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), sudah sejak enam bulan terakhir mengalami kekeringan dan krisis air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar.
“Sudah enam bulan ini air di rumah saya tidak mengalir, sehingga warga kesusahan memperoleh air bersih. Padahal saya rutin membayar air setiap bulannya,” keluh warga bernam Fifi Sumiati, Selasa, 21 Januari 2020.
Anak saya sakit. Saya butuh air bersih. Setiap hari saya harus mengemis air di tetangga.
Wanita 48 tahun itu menyebutkan, akibat dari tidak mengalirnya air milik PDAM Makassar Ia setiap malamnya mengangkat air dari tetangganya, karena sebagai janda apalagi anaknya sedang sakit.
“Anak saya sakit. Saya butuh air bersih. Setiap hari saya harus mengemis air di tetangga,” lanjut dia.
Warga lain, Fitriani juga mengaku setiap tengah malam harus mengambil air di depan kantor PDAM Cabang BTP. Akibat dari aktivitas itu, rutinitas lain yang dikerjakan olehnya terhambat.
“Pagi-pagi saya sering telat antar anak sekolah. Tengah malam saya harus begadang ambil air. Ini sangat menyiksa,” jelasnya.
Humas PDAM Makassar, Rusli mengatakan penyebab kesulitan air bersih ini karena adanya tekanan air yang drop disebabkan oleh bertambahnya pelanggan sepanjang jaringan penyuplay sehingga dibutuhkan tekanan air kwantitas yang lebih banyak.
“Saat ini Management berencana akan meningkatkan kapasitas produksi dari IPA 2 Panaikang, pompanisasi dari boster BTP untuk mendukung suply air yang lebih banyak,” jelasnya.
Untuk sementara pihak PDAM mengevaluasi tekanan dan jaringan pipa suplynya dan sebagai antisipasi pelanggan dapat memberikan informasi titik- titik mana saja daerah yang tdk tersuply air agar dapat dikirimkan armada mobil tangki. []
