Walhi Imbau Pemudik Jangan Kotori Jalur Mudik

Walhi Jakarta mengajak pemudik agar tidak mengotori di sepanjang jalur mudik dengan sampah plastik.
Logo Walhi. (Foto: Walhi)

Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta mengajak pemudik agar tidak mengotori di sepanjang jalur mudik dengan sampah plastik.

"Masyarakat upayakan tidak membawa kantong kemasan sekali pakai serta menghindari pembelian air mineral kemasan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus Soleh, dikutip Antara, Selasa 28 Mei 2019.

Tubagus menjelaskan saat ini belum ada kebijakan pemerintah yang serius menangani sampah dan melarang industri menggunakan kantong plastik sekali pakai. Karena itu, gerakan sosial mudik tanpa sampah diharapkan bisa mengendalikan migrasi sampah plastik dari kota ke daerah.

"Ini penting agar masyarakat menjadi bijak terhadap persoalan sampah," ujarnya.

Tubagus mengatakan sampah plastik yang menyebar berdampak buruk terhadap lingkungan secara masif. Sementara itu paparan mikroplastik pada makanan dan minuman dapat menimbullkan masalah kesehatan bagi manusia.

Merujuk data internasional Pusat Makanan dan Nutrisi Barilla yang dimuat The Economist Intelligence Unit, tahun 2018, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia dengan jumlah 300 kilogram per orang per tahun.

Penggunaan kantong plastik untuk mengemas makanan itu menimbulkan persoalan serius bagi lingkungan.

Selama arus mudik 2019 ini, Tubagus menuturkan pemudik yang menggunakan sepeda motor diprediksi akan menyumbangkan banyak polusi sampah plastik dibanding kendaraan lain.

"Pengguna motor kadang enggak mau ribet, enggak mungkin (botol minuman) disimpan lagi, pasti dibuang," ujarnya.

Tubagus menuturkan, kawasan arus mudik dan balik Lebaran yang berpotensi terjadi penumpukan sampah plastik terletak hampir di semua wilayah di antaranya kawasan pelabuhan, seperti Merak dan Bakauheuni.

"Pihak penyedia pelayanan transportasi, misalnya kapal ferry penting memberikan pemahaman kepada masyarakat mulai dari edukasi hingga menyediakan fasilitas pemilahan sampah agar pemudik tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke laut," imbuhnya.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan hasil survei Angkutan Lebaran Tahun 2019 Badan Litbang Perhubungan menyebutkan bahwa total jumlah pemudik dari Jabodetabek sebanyak 14,9 juta.

Ada pun tiga provinsi tujuan mudik terbesar, yaitu ke Jawa Tengah sebanyak 5,6 juta pemudik, Jawa Barat sebanyak 3,7 juta pemudik dan Jawa Timur berjumlah 1,6 juta pemudik.

Greenpeace Kampanye #PantangPlastik

GreenpeaceJuru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atha Rasyadi. (Foto: Antara/Anita Permata Dewi)

Greenpeace Indonesia memanfaatkan momentum Ramadan untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari melalui kampanye #PantangPlastik.

"Kami memanfaatkan momen bulan puasa ini. Karena di bulan puasa, semangatnya terasa, orang-orang berupaya menjadi lebih baik, melakukan lebih banyak amal baik," kata Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atha Rasyadi di Jakarta, Selasa 28 Mei 2019.

Kendati demikian, upaya untuk meningkatkan amal baik di bulan Ramadan cenderung tidak berbanding lurus dengan kesadaran mengurangi penggunaan plastik. 

"Di sisi lain tidak diimbangi perubahan perilaku yang pro lingkungan. Plastik tetap dipakai," ujar Muharram.

Pada bulan Ramadan penggunaan plastik justru meningkat. Dia menyebut pada Ramadan tahun lalu, tercatat di Indonesia dihasilkan 289 ton sampah per hari.

Dalam mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik kepada masyarakat, Greenpeace Indonesia menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebab, dalam agama pun terdapat ajaran untuk menjaga lingkungan. "Agama sebenarnya mengajarkan untuk menjaga lingkungan. Tapi isu ini tidak populer. Nah, kami butuh NU, MUI untuk menyampaikan pesan kampanye ini," imbuhnya.

Sementara Direktur Bank Sampah Nusantara LPBI Nahdlatul Ulama Fitria Ariyani sangat mendukung kampanye #PantangPlastik ini.

"Dalam lingkungan NU, kami sudah mulai mengadakan Ngaji Plastik sebagai langkah mengedukasi umat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai," kata Fitria.

Fitria mengatakan melalui Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2019, NU mendorong pemerintah dan perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya sesuai UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

Menurut Fitria, dalam UU tersebut termuat dengan jelas tanggung jawab perusahaan atas sampah yang diproduksinya.

"Inilah yang seharusnya jadi fokus pemerintah untuk menekan perusahaan mengaplikasikan prinsip penggunaan kembali, bukan justru berkutat pada peningkatan kapasitas daur ulang," katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu