Tempat Pembuangan di Yogyakarta Penuh, Darurat Sampah Hanya Teratasi Sementara

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Yogyakarta juga minim alat teknologi pengolah sampah.
DLH Kota Yogyakarta mengerahkan mini ekskavator untuk memasukkan sampah ke dump truk, Sabtu (30/3). Butuh waktu seminggu agar tumoukan sampah yang menggunung di sudut-sudut kota bisa terangkut ke TPST Piyungan. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 30/3/2019) - Warga sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang memblokir akses jalan akhirnya melunak. Warga bersedia membuka akses jalan menuju TPST yang berlokasi di Dusun Ngablak, Desa Sitirejo, Kecamatan Piyungan, Bantul tersebut.

Truk pengangkut sampah sudah bisa membuang sampah di TPST berluas 12,5 hektar tersebut. Warga Kota Yogyakarta sedikit lega karena tumpukan sampah yang menggunung di sudut-sudut kota bisa dibuang di TPST itu.

Namun, darurat sampah ini hanya teratasi sementara. Persoalan utamanya adalah TPST yang sudah overload serta minim alat teknologi pengolah sampah di sana. Selama ini pengolahan sampah hanya pengurukan dengan tanah.

Sekretaris Daerah Pemda DIY Gatot Saptadi mengatakan, saat ini yang terpenting adalah tumpukan sampah yang masih berada di perkotaan bisa diangkut ke TPST Piyungan. "Akses jalan sudah dibuka, tumpukan sampah secepatnya dibuang ke sana," katanya, Sabtu (30/3).

Gatot mengatakan, Pemda DIY dan jajaran terkait sedang berupaya memberikan solusi tercepat untuk permasalahan ini. Saat ini Pemda DIY sudah menyediakan dermaga yang berlokasi di sekitar TPST Piyungan. "Kita lebih dulu memperluas satu dermaga lama menjadi 12 meter dan menyediakan satu dermaga baru seluas 12 meter," ujar dia.

Menurut dia, dengan tambahan luas tersebut, dermaga dapat menampung dua truk sampah sekaligus. Pembangunan dermaga sudah sesuai kesepakatan warga. Tim yang mengerjakan dari pihak ketiga. "Ini (penanganan sampah) masih bersifat sementara, penanganan masalah ini secara permanen juga tentunya sudah dipikirkan," jelas Sekda.

Lantas bagaimana penanganan jangka panjangnya? Pemda DIY menyediakan laham baru seluas 1.700 meter persegi. Lokasinya masih berada di kawasan TPST Piyungam. "Lahan untuk lokasi baru di bagian atas TPST yang sekarang," ujar Gatot.

Dia menjelaskan, perluasan lahan ini rencananya berkonsep KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha), termasuk segala pemanfaataannya atau terkait teknologi pengolahan sampahnya. "Saat ini yang penting adalah penanganan kondisi karena sangat mendesak,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta Suyana mengatakan, setelah enam hari diblokir warga, kini sudah kembali dibuka. Sampah yang masih tertahan, bisa diangkut ke sana. "Namun butuh proses ya. Bukan berarti akses dibuka lalu semuanya langsung selesai (diangkut semua)," katanya.

Menurut dia, pembuangan sampah ke TPST Piyungan dilakukan secara bergiliran. Sampah dari Bantul dan Sleman yang mendapat giliran pertama mengingat TPST Piyungan merupakan wilayah Kabupaten Bantul. "Tapi kita mulai mengangkut tumpukan sampah ke dump truk dulu, biar tidak mengganggu warga," ujarnya.

Dia mengakui, sejak penutupan aksea jalan menuju TPST Piyungan, terjadi penumpukan sampah hampir di seluruh sudut Kota Yogyakarta. Penumpukan terjadi di lingkungan pemukiman warga, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Depo Pembuangan Sampah (DPS).  

Pemkot Yogyakarta mengerahkan 38 dump truk pengangkut sampah. Selain itu, mini ekskavator juga dikerahkan untuk memasukkan tumpukan sampah ke dump truk. "Sekali lagi mohon pengertian warga kota, tidak sehari langsung terangkut semua. Beri kami waktu seminggu. Antrian truk pengangkut sampah ke TPST Piyungan juga panjang. Itu butuh waktu," tandasnya.

Baca juga: Di Medan, Tong Sampah Pun Dicuri, Ini Akibatnya

Berita terkait