Jakarta - Penyebaran wabah Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan transaksi antarbank di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020, nilai tukar rupiah melemah sebesar 35 poin.
"Virus corona masih menjadi kekhawatiran pasar," ucap Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Data pada 10.03 menunjukan bahwa rupiah bergerak melemah sebesar 35 poin atau 0,26 persen. Dengan penurunan 35 poin rupiah yang sebelumnya Rp 13.615 per dolar AS, kini menjadi Rp 13.650 per dolar AS.
Baca juga: BI Wajibkan Transaksi Dalam Negeri Pakai Rupiah
Tapi, kata dia tak perlu khawatir karena ada penurunan yield atau tingkat imbal hasil obligasi AS, terutama tenor 10 tahun, ke level terendah sejak 10 Oktober 2019 di 1,6 persen. Sehingga, nilai tukar rupiah bisa terdongkrak.
"Bisa mendorong penguatan kembali nilai tukar emerging markets termasuk Indonesia," ujarnya.
Menurut Ariston, penurunan imbal hasil obligasi AS itu karena pembelian yang masif yang disebabkan virus corona dan juga karena ekspektasi kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve yang masih longgar di 2020.
The Fed akan memberikan keputusan mengenai kebijakan moneternya pada Rabu, 29 Januari 2020 waktu setempat.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 13.647 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.612 per dolar AS. Ariston sendiri memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.600 per dolar AS hingga Rp 13.640 per dolar AS. []