Vaksinasi 90% untuk Kekebalan Kelompok Terhadap Virus Corona

Pakar penyakit menular terkemuka di AS, Dr. Anthony Fauci, mengatakan vaksinasi warga harus 90% untuk bentuk kekebalan kelompok
Sandra Lindsay (kiri), seorang perawat di Long Island Jewish Medical Center, sedang menerima vaksinasi vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech, di Queens, New York, 14 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta - Pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat (AS), Dr Anthony Fauci, mengatakan, herd immunity atau kekebalan berkelompok terhadap virus corona baru terbentuk jika 90% warga sudah divaksinasi. Dr Fauci mengungkapkan hal itu dalam wawancara dengan surat kabar New York Times, 24 Desember 2020.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), sejak vaksinasi vaksin Covid-19 dimulai pada 14 Desember 2020, sudah lebih dari satu juta orang yang divaksinasi atau sekitar 0,3% dari jumlah penduduk AS.

Fauci, yang menjadi penasihat Presiden Donald Trump dan Presiden terpilih Joe Biden dalam mengatasi pandemi ini, mengaku bahwa ia telah meningkatkan prakiraan yang disampaikannya pada awal 2020. Saat itu, ia mengatakan dibutuhan 60% hingga 70% orang yang divaksinasi untuk mencapai kekebalan berkelompok.

“Kita harus rendah hati,” ujar Fauci. “Kita benar-benar tidak tahu angka pastinya. Saya kira perubahan nyatanya adalah antara 70 hingga 90%. Namun, saya tidak akan mengatakan 90 persen."

Pernyataannya disampaikan ketika Amerika menghadapi jumlah kasus baru harian yang sangat tinggi. Jumlah orang yang meninggal selama dua hari terakhir berturut-turut mencapai lebih dari 3.000 orang. Reuters melaporkan hingga Rabu, 23 Desember 2020, tengah malam, jumlah korban meninggal di AS akibat pandemi ini sudah mencapai 326.333.

Pada saat yang sama, lebih banyak warga Amerika yang bepergian dengan pesawat terbang dibanding hari-hari lain sejak pandemi ini merebak Maret lalu. Menurut Administrasi Keamanan Transportasi (Transportation Security Administration/TSA) pada 23 Desember 2020 saja ada 1, 19 juta warga AS yang terbang.

Data itu menunjukkan banyaknya warga Amerika yang tidak mengikuti nasihat pakar-pakar kesehatan publik untuk tidak bepergian guna merayakan Natal pada Jumat, 25 Desember 2020. Fauci dan sejumlah pakar lainya mengatakan hingga 2021 nanti seluruh warga masih harus menerapkan pembatasan sosial, meskipun vaksinasi mulai dilakukan secara bertahap.

Jumlah warga Amerika yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang memang turun dibanding 23 Desember 2019 lalu yang mencapai hampir 1,94 juta orang. Namun, jumlah orang yang terbang pada Rabu, 23 Desember 2020, melampaui mereka yang terbang untuk merayakan Thanksgiving pada 29 November 2020, yaitu 1,176 juta orang dan terbukti memicu peningkatan kasus virus corona di banyak negara bagian.

Para petugas layanan kesehatan, warga lansia di rumah-rumah lansia dan petugas pemadam kebakaran adalah sebagian dari mereka yang divaksinasi pertama kali. Sebagian besar warga Amerika diberitahu bahwa mereka harus menunggu hingga enam bulan atau lebih sebelum dapat divaksinasi (em/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Singapura Negara Asia Pertama Terima Vaksin Pfizer-BioNTech
Singapura jadi negara pertama di Asia yang menerima pengiriman vaksin virus corona Pfizer-BioNTech yang tiba di Singapura 21 Desember 2020
Negara Kaya vs Negara Miskin Bersaing Dapatkan Vaksin Corona
Negara kaya dan negara miskin bersaing untuk dapatkan vaksin virus corona, kondisi ini jelas akan ada saling sikut dan saling dorong
Presiden Terpilih AS Joe Biden Divaksinasi Virus Corona
Presiden terpilih AS, Joe Biden, divaksinasi virus corona (Covid-19), 21 Desember 2020, Biden berharap vaksinasi diberikan secara terbuka