Semarang - Vaksin Nusantara masuk tahap uji klinis kedua setelah lulus di uji fase pertama. Provinsi Jawa Tengah siap menggunakan vaksin buatan Universitas Diponegoro (Undip) dan RSUP dr Kariadi Semarang itu jika sudah melewati seluruh tahapan uji klinis.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap mendukung penuh pengembangan vaksin dari daerahnya ini. Termasuk menggunakan vaksin untuk masyarakat ketika vaksin sudah dinyatakan telah lolos uji.
"Tentu saya siap dan mendukung penuh. Kalau nanti itu sudah diuji, seperti GeNose dulu, kami siap menggunakannya. Tinggal nanti dari industrinya seberapa bisa melakukan itu," kata Ganjar, Jumat, 19 Februari 2021.
Tak hanya menunggu selesai, Ganjar juga memberikan dukungan untuk mempercepat proses penelitian vaksin Nusantara itu. Selama ini penelitian dilakukan di Undip dan RSUP Kariadi. Pemprov Jawa Tengah siap memberikan fasilitas lain untuk mempercepat risetnya.
"Kalau nanti umpama butuh tempat lain untuk penelitian, umpama butuh rumah sakit lain sebagai tempat riset, saya siap mendukung penuh. Tujuh rumah sakit daerah milik Pemprov akan saya berikan semuanya untuk itu," tegasnya.
Kalau nanti itu sudah diuji, seperti GeNose dulu, kami siap menggunakannya.
Menurut Ganjar, dukungan penuh diberikan karena vaksin Nusantara adalah karya anak bangsa. Apalagi, vaksin itu dikembangkan di Jawa Tengah, sehingga ia pasti memberikan support agar proses riset vaksin Nusantara bisa berjalan cepat.
"Apalagi ini dari Jawa Tengah, menurut saya ini sangat penting untuk dikawal. Saya sudah ketemu dengan Pak Terawan dan beliau sudah menceritakan hal ini. Dari ceritanya, metode dan metodologi penggunaannya, vaksin ini jauh lebih aman," beber dia.
Di sisi lain, sampel uji dari vaksin ini diambil dari orang Indonesia. Setidaknya hal itu akan membantu proses riset dan pengujian karena yang akan menggunakan juga orang Indonesia sendiri.
"Jadi kalau orang melihat DNA-nya orang Indonesia, mudah-mudahan bisa lebih bagus," ujarnya.
Tak hanya vaksin Nusantara, Ganjar juga menegaskan bahwa semua riset anak bangsa terkait penanganan pandemi harus mendapat dukungan dan proteksi dari pemerintah. Entah itu vaksin Nusantara, vaksin Merah Putih, GeNose C19 dari UGM maupun pengembangan ventilator.
"Artinya, proses-proses yang sudah berjalan dan hasilnya bagus, pemerintah mesti memproteksi, negara harus memproteksi ini sehingga kita bisa mandiri. Dengan begitu, maka kita tidak akan terus bergantung pada negara lain," imbuh dia.
Baca juga:
- Drone Terbangkan Vaksin Corona ke Tempat Terpencil di Dunia
- Eropa Kecewa Atas Penundaan Pengiriman Vaksin AstraZeneca
- Vaksin Virus Corona Hadapi Mutasi Virus yang Kian Ganas
Diketahui, Undip Semarang dan RSUP Kariadi tengah mengembangkan vaksin lokal bernama vaksin Nusantara. Vaksin ini merupakan vaksin personal berbasis sel dendritik dan diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Cara kerja vaksin ini adalah, calon penerima vaksin akan diambil sel darah putihnya dan sel dendritiknya. Setelah itu, sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2.
Sel dendritik yang telah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2. []