Bandung - Pengamat politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani, Wawan Gunawan, mengatakan kasus 'salib' yang menimpa Ustaz Abdul Somad (UAS) seolah UAS memposisikan diri sebagai juru bicara Tuhan.
Dalam sebuah ceramah yang videonya viral, UAS mengatakan salib adalah sarang jin kafir. UAS mengatakan itu menjawab pertanyaan seorang jemaah.
"Seolah sedang jadi juru bicara Tuhan. Jadi humas agama. Padahal soal Tuhan dan agama itu urusan individu masing-masing," ujar Wawan Gunawan kepada Tagar di Bandung, Minggu, 18 Agustus 2019.
Wawan mengatakan kontroversi UAS ini pelajaran bagi semua untuk mengingat kembali pepatah 'mulutmu harimaumu'.
Pepatah tersebut artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri.
"UAS terperangkap dalam ungkapan 'mulutmu harimaumu'," kata Wawan
Kalau ada yang mengaku tokoh agama, mendiskreditkan agama lain, maka ia sebenarnya sedang menghina Tuhan.
Wawan menyayangkan perilaku orang yang disebut ulama, tapi tidak arif dalam berkata-kata.
"Banyak pihak, mereka mengklaim diri sebagai ulama atau tokoh agama, berdalih ini kan negara demokrasi, saya berhak berbicara," kata Wawan.
"Mereka lupa atau abai terhadap kewajiban asasi manusia. Karena lupa sehingga sering bersikap intoleran, cenderung radikal," lanjutnya.
Ia menambahkan, kalau ditarik garis lurus, umat Islam, Kristen, dan umat agama lain, semua adalah ciptaan Tuhan.
"Tuhan tidak pernah mengajarkan kepada manusia untuk saling menghakimi, saling menghina, saling menuduh," ujar Wawan.
"Kalau ada yang mengaku tokoh agama, mendiskreditkan agama lain, maka ia sebenarnya sedang menghina Tuhan," lanjutnya.
Ia mengimbau semua pihak apalagi tokoh agama bersikap bijak. Di negara demokrasi, semua orang bebas bicara, tapi juga harus siap dengan segala konsekuensinya.
"Dari sisi hak asasi manusia, semua orang termasuk UAS berhak bicara apa saja. Tentu dengan segala risiko yang harus dihadapi," ujar Wawan Gunawan. []