Magelang - Gunung Merapi terus menunjukkan peningkatan aktivitas sejak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status dari Waspada menjadi Siaga pada 5 November lalu. Meski demikian, sampai saat ini belum ada pembentukan kubah lava di puncak gunung tersebut.
"Kubah lava sampai saat ini belum muncul. Jadi kalau ada guguran itu adalah guguran material lama. Beberapa kali kami sampaikan bahwa ada guguran-guguran, yang sekarang intensitasnya lebih banyak dari lava (sisa erupsi) 1998," jelas Kepala BPPTKG, Hanik Humaida di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Kabupaten Magelang, Minggu, 15 November 2020.
Kubah lava sampai saat ini belum muncul. Jadi kalau ada guguran itu adalah guguran material lama.
Menurut Hanik, berdasarkan pengamatan BPPTKG, setiap hari juga terjadi deformasi atau pemendekan sejauh 10-12 sentimeter pada tubuh Gunung Merapi.
"Deformasi itu perubahan bentuk tubuh gunung api dengan adanya presure atau tekanan dari dalam. Sehingga tubuh gunung api itu menggembung, nah ini memberikan jarak kependekan," ungkapnya.
Dia juga menyampaikan, bahwa potensi ancaman erupsi Gunung Merapi saat ini berbeda dengan erupsi tahun 2010. Mengingat, peningkatan aktivitas yang terjadi tidak signifikan seperti yang terjadi pada 10 tahun lalu tersebut.
"Jadi pada tahun 2010 semua parameter yang ada naiknya signifikan, dalam artian naiknya dua kali lipat dalam sehari. Misalkan penggembungan dari 2 ke 4 kemudian ke 6 ke 8 begitu seterusnya. Nah yang sekarang ini stabil, tapi stabil tinggi," katanya.
Baca juga:
- Bilik Pengungsi Merapi di Balerante Klaten Baru Dibuat
- Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi di Deyangan Magelang
- Hindari Awan Panas Merapi, Sapi di Klaten Ikut Mengungsi
Hanik pun meminta warga, terutama yang berada di daerah terdampak langsung untuk tetap waspada namun tidak panik.
"Jangan panik, terus ikuti informasi dari kami, ikuti informasi dari sumber yang resmi dan terpercaya. Kalau ada berita tidak bagus, konfirmasi dulu ke kami," imbuh dia. []