Untuk Nego, Teroris Mako Brimob Minta Kehadiran Oman Abdurrahman

Oman yang fasih berbahasa Arab sering menerjemahkan buku atau tulisan karya Abu Muhammad al-Maqdisi, seorang militan pendukung organisasi Al Khaida. Karyanya beredar dalam bentuk foto copy dan dibagikan kepada narapidana teroris atau umum di mana ia dipenjara.
Kegiatan Oman berdakwah dan memberi tausiyah keras lama-lama menjadikannya tokoh rujukan ideologi kaum militan. Aktifitas ini rupanya tercium tak hanya oleh kelompok radikal Indonesia, bahkan ia pun dilirik oleh kelompok militan dari luar negeri. (Istimewa)

Jakarta, (Tagar 9/5/2018) - Oman Rohman adalah nama lahir yang ditabalkan orang tuanya terhadap pria kelahiran Cimalaka Sumedang, 5 Januari 1972 ini. 

Oman dikaruniai seorang istri dan empat orang anak. Pria 46 tahun ini kini jadi perhatian lagi saat para terpidana teroris yang sekarang menguasai Mako (Markas Komando) Brimob, Kelapa Dua, Depok, disebut menuntut bertemu dengannya saat negosiasi dengan aparat kepolisian di markas polisi elit tersebut.

Oman Rohman alias Oman Abdurrahman, alias Aman Abdurrahman, juga dikenal dengan nama Abu Sulaiman. Nama putra sulungnya, Sulaiman, memang melengkapi panggilan nama islamnya.

Oman menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Cimalaka. Sejak kelas 5, ia belajar ilmu Nahwu dan Shorof melalui guru privat MTSN Sumedang tiap Subuh dan malam hari, atau biasa disebut “ngaji kalong” (pulang pergi), di MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus) Ciamis.

Oman sempat nyantri di Pondok Darussalam LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, yang merupakan cabang Universitas Muhammmad Ibnu Su’ud di Riyadh Saudi Arabiyyah selama 7 tahun.  Ia lulus dengan predikat Mumtaz (Cumlaude) peringkat pertama dan mendapatkan jatah melanjutkan S2 ke Saudi. Tapi kesempatan itu tak diambilnya.

Penjara Mematangkannya
Pada 2004 Oman dipenjara pertama kali dalam kaitan penggunaan bahan peledak saat berlatih merakit bom di kamar kontrakannya di Kampung Sindang Rasa, Kelurahan Suka Maju, Cimanggis, Depok. Ia dijatuhi vonis 7 tahun penjara.

Di dalam penjara, Oman seringkali dimasukan ke dalam sel khusus tanpa penerangan karena aktifitas berdakwah di kalangan narapidana lainnya. Sejak itu, ia berpindah dari penjara di Polda Metro Jaya, LP Paledang Bogor, LP Karawang, LP Sukamiskin Bandung, hingga LP Cirebon di mana ia mendapat kebebasan pada Juni 2008.

Dua tahun kemudian, tepatnya di Maret 2010, di kediamannya di Sumedang, ia kembali ditangkap Tim Densus 88 dengan tuduhan terlibat i’dad (pelatihan) bersenjata dan penggunaan bahan peledak di Gunung Janto, Aceh.

Nasibnya sama seperti penahanan pertama. Oman berpindah tempat tahanan berulang kali. Mulai dari Mako Brimob, Depok, Rutan Reskrimum Polda Metro Jaya, Rutan narkoba Polda Metro Jaya, masuk kamar isolasi Polda Metro Jaya, Rutan Polres Jakarta Barat, Blok Khusus LP Cipinang, LP Salemba, lalu LP Kembang Kuning Nusakambangan.

Oman dipindah ke Nusakambangan bersama pimpinan Jamaah Anshoru Tauhid (JAT), Abu Bakar Baasyir. Oman sendiri merupakan pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Panglima ISIS Indonesia?
Sesungguhnya, Oman telah bebas tepat di 17 Agustus 2017. Ia mendapat potongan masa tahanan (remisi) hampir 20 bulan. Ya, Oman nyaris bebas jika tak ditangkap lagi oleh Tim Densus 88 hanya berselang 4 hari sebelum HUT Kemerdekaan RI itu.

Penangkapan tahun lalu tersebut dilatari keterlibatannya dalam serangan bom di jalan Thamrin pada Januari 2016. Dan ini menjadikan kasus terorisme ketiga yang dituduhkan padanya.

Oman yang fasih berbahasa Arab sering menerjemahkan buku atau tulisan karya Abu Muhammad al-Maqdisi, seorang militan pendukung organisasi Al Khaida. Buku atau terjemahan karyanya sering beredar dalam bentuk foto copy dan dibagikan kepada narapidana teroris atau umum di mana ia dipenjara.

Aktifitas ini rupanya tercium tak hanya oleh kelompok radikal Indonesia, bahkan ia pun dilirik oleh kelompok militan dari luar negeri.  Kegiatan Oman berdakwah dan memberi tausiyah keras lama-lama menjadikannya tokoh rujukan ideologi kaum militan. 

Ia semakin mashur setelah ISIS mendeklarasikan diri sebagai tentara penegak khilafah di Timur Tengah.

Menyadari semakin banyak pengagum dan pengikutnya, Oman berubah menjadi pejuang ISIS di negeri ini. Ia berbaiat (bersumpah setia) kepada Abu Bakar Al Baghdadi, pemimpin ISIS di Irak. Oman pun merekrut dan mengirim anggotanya bertempur ke sana.

Kini, krisis Mako Brimob yang dikuasai napi teroris pun mengaitkan namanya. Tuntutannya, mereka hanya mau negosiasi jika ada Oman Abdurrahman. Jelas terlihat, tuntutan tersebut menunjukan betapa besar pengaruh seorang Oman Abdurrahman di kalangan militan itu. (rif)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.