Untuk Indonesia

Untuk Berprestasi, Kita Butuh Optimisme, Bukan Roy Suryo

Untuk berprestasi, kita butuh optimisme, bukan Roy Suryo, orang pesimis yang ketika punya wewenang prestasinya nol.
Peraih medali emas pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (ketiga kiri)-Marcus Fernaldi Gideon (keempat kiri), peraih medali perak pebulu tangkis Indonesia Muhammad Rian Ardianto (kedua kiri)-Fajar Alfian (kiri), serta peraih medali perunggu pebulu tangkis Cina Junhui Li-Yuchen Liu dan pebulu tangkis Chinese Taipei Jhehuei Lee-Yang Lee mengikuti upacara penyerahan medali usai pertandingan final ganda putra Asian Games ke-18 tahun 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). (Foto: Antara/INASGOC/Ismar Patrizki)

Oleh: Viktor S Sirait*

"Kita tidak butuh orang-orang yang pesimis yang bahkan ketika dia punya wewenang sebagai penguasa, prestasinya nol tapi berani mengkritik seperti Roy Suryo. Kita butuh orang-orang yang bisa kerja sama, kerja keras, dan punya sikap optimis membangun Indonesia dan membangun prestasi."

Dan inilah yang sedang dibuktikan Presiden Jokowi bersama para atlet di Asian Games ke-18.

Indonesia boleh berbangga saat ini dengan penyelenggaraan Asian Games ke-18. Selain seremoni pembukaan yang spektakuler sekelas olimpiade, penyelenggaraan yang bagus, juga terutama karena prestasi atlet Indonesia.

Saat ini, Indonesia bertengger di urutan 4 dengan perolehan 25 Emas, 19 perak, dan 29 perunggu. Ini merupakan sejarah tersendiri bagi Indonesia.

Meski berstatus tuan rumah, bukan berarti medali-medali tersebut diraih dengan mudah. Sikap kerja keras dan optimisme yang selalu diminta Presiden Jokowi kepada para atlet, pelatih, dan ofisial, menjadi pendorong utama keberhasilan Indonesia sejauh ini.

Sebelum perhelatan Asian Games ini, Jokowi sudah meminta agar Indonesia bisa berada di 10 besar dengan target 16 medali emas. Presiden tak asal ngomong, ia pun langsung terjun menonton dan menyemangati para atlet bertanding.

Hasilnya, apa yang diminta Jokowi melampaui target. Dari target hanya 10 besar, kini Indonesia bahkan masuk 4 besar kekuatan Asia dalam bidang olahraga.

Prestasi ini melampaui jauh prestasi Indonesia dalam Asian Games sebelumnya tahun 2014 di Incheon, Korea Selatan yang hanya memperoleh 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Saat itu Indonesia hanya berada di urutan 17, kalah dari negara Asia Tenggara lain yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan mantan Menpora zaman SBY yaitu Roy Suryo. Menanggapi target yang dibebankan Jokowi, Roy pesimis target tersebut tercapai. "Optimis perlu namun harus realistis juga," ujar Roy.

Melihat kondisi para atlet Indonesia, Roy tidak yakin mereka dapat mencapai target tersebut.

Sangat aneh sebenarnya Roy bisa berkata demikian karena ketika dia menjabat menpora, prestasinya juga minim.

Namun kini, Roy bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa target tersebut sudah jauh terlampaui. Bahkan jauh sekali melampaui prestasi ketika Roy Suryo menjabat menpora.

Jokowi dan para atlet Indonesia sudah memberi bukti, dengan kerja keras dan sikap optimis, semua bisa diraih.

Kita berharap sikap kerja keras dan optimis ini juga bisa dilaksanakan dalam pembangunan Indonesia secara menyeluruh.

*Viktor S Sirait 

DPP Bara JP

Berita terkait
0
Cara Agar Tetap Jelang Puncak Haji 2022, Ini Tipsnya
Kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini sangat panas rata-rata 40-46 derajat celcius. Selain panas, kelembaban udara juga sangat rendah.