Universitas Brawijaya Malang Tak Wajibkan Rapid Test

Universitas Brawijaya Malang hanya mewajibkan rapid test kepada panitia dan pengawas UTBK SBMPTN. UB Malang lebih mengedepankan Protokol Kesehatan.
Universitas Brawijaya Malang melakukan rapid test untuk panitia dan pengawas UTBK SBMPTN di Gedung Samantha Krida, Jumat, 3 Juli 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Di saat sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur mensyaratkan rapid test kepada peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN), tidak demikian dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Koordinator Pelaksana Rapid Test UB Malang dr Syifa Mustika menyampaikan untuk pelaksanaan UTBK di UB Malang rapid test hanya diwajibkan kepada panitia dan pengawasnya. Sedangkan kepada pesertanya tidak diwajibkan untuk melakukan hal tersebut.

Jadi, tidak kita syaratkan ke peserta dan hanya kita khususkan kepada panitia dan pengawas UTBK saja

Dia beralasan pihak universitas melihat beragamnya kondisi perekonomian masing-masing peserta UTBK. Di mana, besaran biaya untuk pemeriksaan dengan rapid test belum tentu dapat dijangkau para peserta.

”Jadi, tidak kita syaratkan ke peserta dan hanya kita khususkan kepada panitia dan pengawas UTBK saja,” tuturnya.

Meski begitu, Syifa menyebutkan untuk langkah antisipasinya UB sudah melakukan beragam strategi. Diantaranya yaitu mewajibkan peserta menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan UTBK yaitu memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

Hal tersebut dikatakannya berdasarkan jurnal terbaru terkait Covid-19. Disebutkannya bahwa penularan virus ini paling dominan lewat droplet. Sehingga, salah satu solusinya adalah dengan memakai masker yang benar.

”Pakai masker kain sudah cukup. Tapi, pastikan maskernya dipakai yang benar yaitu menutup hidung dan bagian bawah tidak longgar. Kalau tidak seperti itu, sama saja,” kata dia.

Kemudian, dia menyebutkan UB juga sudah menyiapkan kawasan parkir khusus kendaraan isolasi untuk pengantar dari luar Malang dengan bertempat di sekitar area Gedung Samantha Krida. Hal itu karena peserta UTBK tidak hanya dari Malang, melainkan dari beberapa daerah lainnya.

Senada diungkapkan Kepala Bagian Perencanaan Akademik dan Kerjasama UB Heri Prawoto bahwa dalam pelaksanaan UTBK sudah menyiapkan protokol kesehatan ketat. Baik kepada peserta yaitu sebanyak 19.859 mahasiswa maupun 1.000 orang dari unsur panitia dan pengawasnya.

Dijelaskannya seperti pihak universitas menyediakan handsanitizer hingga sarung tangan bagi peserta ujian. Kemudian pelaksaan UTBK dilakukan dalam dua sesi yaitu mulai pukul 09.00 WIB hingga 11.15 WIB.

”Setiap peserta kami wajibkan agar menggunakan masker, face shield, serta menggunakan sarung tangan ketika mengerjakan ujian. Kalau misalnya ada yang tidak bawa. Tentunya sudah kami sediakan,” ujarnya.

Akan tetapi, untuk pelaksaan UTBK tahap kedua yaitu pada Senin, 20 Juli hingga Rabu, 29 Juli 2020 mendatang. Prawoto menyampaikan pihaknya masih menunggu keputusan panitia pelaksana dari pusat. Apakah dilakukan seperti sesi pertama atau dilakukan secara daring.

”Panitia masih menunggu kepastian dari pusat. Apakah melaksanakan UTBK seperti sekarang atau cukup ujian dengan sistem daring,” tuturnya.

Sementara Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan dr. Mariya Mubarika menjelaskan pemeriksaan massal tersebut dalam rangka untuk mengetahui kondisi para panitia dan pengawas UTBK di UB Malang. Sehingga, dalam pelaksaannya bisa memberikan ketenangan kepada para peserta bahwa mereka semua dalam kondisi sehat.

Apalagi, diperkirakan ada sekitar 19.859 calon mahasiswa akan mengikuti ujian tulis ini. Tidak hanya dari Malang, melainkan juga dari beberapa Kota atau Kabupaten lainnya. Sehingga, pemeriksaan tersebut menurutnya dirasa perlu untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada peserta.

”Biar tahu kondisi panitia maupun pengawasnya bahwa sehat semua. Sekaligus menekankan bahwa UTBK di UB aman,” kata Mariya dalam keteranganya kepada wartawan disela-sela tes massal di Gedung Samantha Krida, UB Malang.

Disisi lain, pemeriksaan tersebut dikatakannya juga dalam rangka penelitian untuk mencari formula terkait sistem penerapan protokol kesehatan belajar mengajar saat kondisi pandemi Covid-19 atau virus corona. Pasalnya Indonesia dikatakannya sedang menuju era new normal atau kenormalan baru.

”Nah, itu kita masih butuh banyak melakukan riset untuk menyusun protokol kesehatan dalam belajar mengajar dalam kondisi pandemi seperti ini. Bagaimana teknis (belajar mengajar) dan lain sebagainya,” ucap dia. []

Berita terkait
Banyuwangi Sediakan Rapid Test Gratis Peserta UTBK
Pemkab Banyuwangi memfasilitasi siswa yang akan mengikuti UTBK SBMPTN dengan memberikan rapid test gratis di 45 puskesmas.
Syarat Wajib Rapid Test Peserta UTBK di ITS Surabaya
Kampus ITS Surabaya juga mengikuti surat edaran Wali Kota Surabaya untuk mewajibkan peserta UTBK SBMPTN untuk menyertakan rapid test.
Kampus Unair Sepakat Tes UTBK Tunjukkan Rapid Test
Salah satu poin surat edaran Pemerintah Kota Surabaya yakni seluruh peserta UTBK wajib menunjukkan hasil uji rapid test.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.