Ultah Pasar Modal, Jumlah Investor Tembus 3,02 Juta

Bursa Efek Indonesia (BEI) merayakan hari ulang tahun pasar modal Indonesia yang ke-43 dengan mengusung tema stabilias di era new normal.
(Foto: Facebook/Bursa Efek Indonesia).

Jakarta - Bursa Efek Indonesia merayakan hari ulang tahun pasar modal Indonesia yang ke-43 dengan mengusung tema meningkatkan stabilitas di era new normal. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan selama 43 tahun, pasar modal Indonesia telah melampaui capaian tiga juta investor.

"Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi bertumbuh sebesar 22% dari tahun 2019 lalu, menjadi 3,02 juta," katanya dalam sambutan seperti dikutip dari portal idx.co.id.

Baca Juga: BEI Fokus Jaring Milenial Berinvestasi di Pasar Modal 

Sepanjang semester I 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mayoritas indeks acuan bursa global mengalami penurunan yang signifikan.

Dari jumlah tersebut, 42% di antaranya merupakan investor saham. Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi saham. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah rerata harian investor ritel saham yang melakukan transaksi sejak Maret sampai dengan Juli 2020, meningkat 82,4% dari Maret 2020 sebanyak 51 ribu mencapai 93 ribu investor Juli 2020. Angka investor ritel yang bertransaksi di bulan Juli tersebut berada di atas rata-rata investor aktif ritel sejak awal tahun 2020 yang sebanyak 65 ribu investor ritel.

Dari sisi aktivitas perdagangan, tercatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp7,67 triliun per hari sampai dengan periode Juli 2020. Total rata-rata frekuensi dan volume transaksi perdagangan masing-masing mencapai 537 ribu kali dan 7,91 miliar lembar saham. Angka rata-rata frekuensi perdagangan di BEI merupakan yang tertinggi di bursa efek kawasan ASEAN sejak 2018.

Bursa Efek IndonesiaPengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Foto: Antara/Reno Esnir)

Inarno mengaku imbas pandemi Covid-19 memukul bursa global termasuk Indonesia. Sepanjang semester I 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mayoritas indeks acuan bursa global mengalami penurunan yang signifikan. Sampai dengan 7 Agustus 2020, IHSG masih ditutup di zona merah dengan –18,34%. Hal senada juga dialami oleh bursa global lain yang memiliki total kapitalisasi pasar lebih besar atau sama dengan US$ 100 miliar. "Namun demikian, pasar Modal Indonesia masih berhasil mencatatkan perkembangan yang positif dan kinerja tertinggi di antara bursa-bursa ASEAN," ucapnya.

Sampai dengan 10 Agustus 2020, BEI berhasil mencatatkan 35 saham baru dan  merupakan yang tertinggi di antara bursa ASEAN. Setelah itu  Malaysia dengan  11 saham baru, 5 saham baru di Singapura, 4 saham baru di Thailand, dan 1 saham baru di Filipina (data per 31 Juli 2020). Sementara itu, dilihat dari segi fund raised sebesar US$ 260 juta, BEI berada di peringkat ke-2 di antara ASEAN setelah Thailand (USS 2,76 miliar). Pencatatan saham baru ini di BEI diikuti dengan 7 pencatatan ETF (Exchange Traded Fund - reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif ) baru, 1 EBA (Efek Beragun Aset), dan 1 obligasi baru.

Berdasarkan data dari World Federation of Exchanges, sampai dengan Juni 2020, 45 produk Exchange Traded Fund (ETF) di BEI juga merupakan  tertinggi di antara bursa-bursa efek di ASEAN. Diikuti 18 ETF di Malaysia, 17 ETF di Thailand, 6 ETF di Singapura, dan 1 ETF di Filipina (kategori ETF berbasis indeks lokal). "Memperhatikan pertumbuhan sisi suplai di BEI sampai dengan 10 Agustus 2020, secara total terdapat 44 pencatatan efek baru yang terdiri dari saham, obligasi, dan efek lainnya dari target 46 pencatatan efek baru di tahun 2020," ucap Inarno.

Simak Pula: Pengamat: Badai Menimpa Pasar Modal Hanya Sementara

Sementara, dalam rangka memeriahkan peringatan 43 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, OJK dan SRO telah menyiapkan serangkaian acara yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Acara  ini dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan  pencapaian dan peranan penting pasar modal Indonesia dalam perekonomian nasional, serta menjalin hubungan baik antar sesama pelaku pasar modal, media, dan masyarakat. []


Berita terkait
Langgar UU Pasar Modal, Bos Jouska Bisa Dibui 5 Tahun
Otoritas Jasa Keuangan menegaskan, kegiatan financial planner PT Jouska Finansial Indonesia diduga melaggar Undang-Undang Pasar Modal.
Asik, SRO Beri Stimulus ke Stakeholders Pasar Modal
Self-Regulatory Organization (SRO) melalui koordinasi OJK menetapkan serangkaian stimulus yang diberikan kepada stakeholders pasar modal.
Ada Corona, BEI Optimistis Pasar Modal Tetap Tumbuh
BEI optimistis pasar modal Indonesi masih akan bertumbuh positif di tengah pandemi virus corona Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.