Uji Coba Vaksin Sinovac di Indonesia Harus Transparan

Netty Aher meminta pemerintah memastikan proses uji coba Vaksin Sinovac asal China dilakukan secara transparan sebelum diedarkan ke masyarakat.
Anggota Komisi IX DPR,Netty Prasetiyani Aher. (Foto: Instagram/@netty_heryawan)

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah memastikan proses uji coba Vaksin Sinovac asal China yang akan diuji kepada 1.620 relawan mulai Agustus 2020, dilakukan secara transparan. Dia mengatakan, hal itu wajib dilaksanakan sebelum vaksin Covid-19 ini diedarkan ke masyarakat.

Menurut data yang diterimanya, Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan Bio Farma, Iwan Setiawan mengatakan sebanyak 2400 unit vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia. Bio Farma pun akan melakukan uji klinis fase III, sedangkan fase I dan II sudah dilakukan di China.

Jangan sampai ada yang dilewatkan. Sebab vaksin yang cacat produksi atau di bawah standar pasti tidak aman dan membawa risiko tinggi pada penggunanya

"Jika benar sudah uji coba fase I dan II, datanya harus transparan, jangan ada yang ditutup-tutupi," katanya melalui siaran pers yang diterima Tagar, Senin, 3 Agustus 2020.

Menurutnya, transparansi uji coba harus dilakukan, mengingat adanya pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) China yang mengatakan beberapa vaksin yang beredar masih berada di bawah standar. Hal ini kata dia, harus diantisipasi apalagi pengujian kepada anak-anak.

"Kita tahu BPOM China pernah mengumumkan adanya sejumlah vaksin di bawah standar yang diproduksi dan diedarkan ke masyarakat. Ini kan berbahaya, apalagi jika digunakan pada anak-anak. Kita harus mengantisipasi hal tersebut agar jangan terjadi di Indonesia," ujarnya.

Netty menegaskan, vaksin Covid-19 ini harus memenuhi standar dan ketentuan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Pasalnya, jika itu tidak dilakukan akan menimbulkan risiko yang berbahaya bagi masyarakat.

"Harus dipastikan bahwa proses produksi dan pengedaran vaksin sudah sesuai standar WHO. Jangan sampai ada yang dilewatkan. Sebab vaksin yang cacat produksi atau di bawah standar pasti tidak aman dan membawa risiko tinggi pada penggunanya," kata dia.

Selanjutnya kata Netty, berdasarkan standar WHO, vaksin harus melalui uji coba yang ketat sebelum diedarkan ke masyarakat. Pandangannya, pengujian di laboratorium pada hewan percobaan meliputi uji keamanan, imunogenitas, dan efikasi. Sedangkan uji klinis pada manusia dilakukan sebanyak tiga fase.

Selain itu menurutnya, pemerintah harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengapa vaksin Sinovac yang menjadi pilihan dilakukannya pengujian di Indonesia.

"Dari sejumlah produsen dan negara pembuat vaksin Covid-19, kenapa dari China yang diujikan? Ini harus dijelaskan oleh pemerintah kepada publik dengan komunikasi yang baik. Jangan sampai tersebar berita-berita yang menguatkan keraguan masyarakat atas tidak amannya vaksin tersebut," katanya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku, jika transparansi uji coba vaksin tidak dilakukan maka akan menimbulkan kecurigaan bagi masyarakat.

"Jika memang aman dan prosesnya sesuai standar WHO, publikasikan datanya secara transparan. Jangan biarkan publik curiga dan menduga-duga ada sesuatu dalam pengujian vaksin," ucap Netty Aher.[]

Berita terkait
Pendaftaran Peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19
Unpad membuka pendaftaran peserta uji klinis vaksin Covid-19 dengan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis
Jokowi Sumbang Kurban ke 34 Provinsi di Indonesia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyumbang puluhan sapi kurban untuk Idul Adha. Puluhan kurban disebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Tanpa Dukungan Masyarakat Covid-19 Terus Menyebar
Pada epidemi atau pandemi, seperti pandemi Covid-19, ketika obat dan vaksin tidak ada maka tanpa dukungan masyarakat Covid-19 akan terus menyebar
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura