Ubah Irigasi Kumuh Jadi Budi Daya Nila di Yogyakarta

Irigasi kumuh di Giwangan, Umbuljarjo, Kota Yogyakarta disulap oleh warga menjadi budi daya ikan nila.
Panen raya dalam program Kampung Tangguh Nusantara di Kampung Ponggalan Giwangan Umbulharjo Yogyakarta. (Foto: Dok. Humas Polda DIY)

Yogyakarta - Kampung Merican, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, dulu kumuh. Apalagi irigasinya, banyak sampah dari rumah tangga tersangkut di sana, termasuk popok bayi.

Pemandangan tak indah dan rentan penyakit ini membuat warga jengah. Warga terutama karang muda setempat, berinisiatif menyulap irigasi menjadi lebih bersih dan bermanfaat bagi semuanya. Akhirnya warga bergotong royong menyulap menjadi budi daya ikan nila.

Pengurus Karang Taruna Kampung Merican Andhy Wijanarko, 25 tahun, menceritakan, dulunya kampung tersebut merupakan tempat yang kumuh. "Teman-teman karang taruna berinisiatif bagaimana caranya bebas dari itu. Karena selain merusak pemandangan juga rentan penyakit," katanya di sela-sela launching secara virtual Kampung Tangguh Nusantara untuk wujudkan ketahanan pangan, Kamis, 9 Juli 2020.

Andhy mengatakan, budi daya ikan nila dimulai setahun lalu. Dimulai dengan gerakan pembersihan aliaran irigasi di sepanjang Sungai Gajahwong pada 2019. Irigasi dengan panjang kurang lebih 100 meter itu dipasang beberapa sekat atau pembatas. Pembatas itu berfungsi sebagai penyaring sampah-sampah.

Kalau panen raya ikan, kami jual kepada warga setempat. Hasilnya untuk perbaikan dan untuk memperpanjang irigasi.

Dia mengatakan, setiap enam bulan sekali sekat rutin diganti mengingat arus sungai mengalir deras. "Arusnya kencang jadi tidak bisa bertahan lama. Setiap hari kami juga membersihkan sampah-sampah yang tersangkut. Biasanya sampah rumah tangga dan popok bayi," ucapnya.

Setelah aliran irigasi bersih, warga setempat mengusulkan agar setiap sekat di isi ekosistem ikan nila. Benih ikan dan sekat merupakan hasil swadaya warga kampung Merican. Hasilnya, sejak 2019 sampai saat ini, sedikitnya sudah melakukan 4 kali panen raya. "Kalau panen raya ikan, kami jual kepada warga setempat. Hasilnya untuk perbaikan dan untuk memperpanjang irigasi," ujarnya.

Pada acara itu, Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar mengikuti Panen Raya Nusantara TNI-Polri dan menyaksikan secara virtual launching Kampung Tangguh Nusantara untuk wujudkan ketahanan pangan. Selain kapolda, hadir Wakil Kapolda DIY Brigjen Pol R. Slamet Santoso, Dandim 0734/Kota Yogyakarta, Ketua DPRD, Wali Kota DIY, PJU Utama Polda DIY, Kapolres jajaran Polda DIY dan serta warga setempat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia yang dipimpin langsung oleh Kapolri dan Panglima TNI di Jakarta. Pelaksanaannya Panen Raya dan Launching Kampung Tangguh Nusantara secara serentak tersebut di DIY disaksikan melalui aplikasi zoom meeting.

Yuliyanto menyampaikan konsep pertanian dan perikanan di kampung Merican dapat menjadi inspirasi bagi Kampung Tangguh lainnya. "Kampung tangguh dalam hal kesehatan, keamanan, ekonomi, pendidikan dan informasi. Kalau kampungnya sudah tangguh otomatis diharapkan secara kecamatan juga tangguh," ucapnya.

Pantauan di lapangan, para pejabat begitu antusias saat menjaring ikan jenis nila yang dipanen di aliran irigasi. Apalagi ketika para pejabat berhasil menangkap ikan menggunakan jaring. []

Berita terkait
Lahan Kosong untuk Ketahanan Pangan di Kulon Progo
Lahan kosong dimanfaatkan untuk ketahanan pangan masyarakat, seperti di Kulon Progo, Yogyakarta yang dilakukan oleh Polairud Polda DIY.
Dukung Ketahanan Pangan Bagikan Ayam di Sleman
Korps Bhayangkara membagikan ayam kepada warga sebagai bentuk mendukung ketahanan pangan di tengah pandemi Corona.
Upaya Ketahanan Pangan Saat Pandemi di Yogyakarta
Polri menggalakkan ketahanan pangan di tengah pandemi Corona, termasuk di Yogyakarta.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.