Jakarta - Selain telah berdiskusi dengan pihak Microsoft, TikTok dikabarkan juga telah melakukan diskusi dengan Twitter. Dikutip dari Antara, Senin, 10 Agustus 2020, menurut laporan Wall Street Journal, seperti lansiran dari The Verge, belum diketahui pasti apakah Twitter akan mengakuisisi TikTok. Hal ini akan menjadi tantangan terbesar apabila terjadi kesepatan antara TikTok dan Twitter.
Tantangan terbesar untuk kesepakatan apa pun adalah perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Kamis (6/8/2020), yang melarang perusahaan induk TikTok, Beijing ByteDance Technology, melakukan transaksi di AS. Perintah Presiden Trump tersebut akan berlaku dalam 45 hari.
Pemerintah AS menganggap aplikasi milik China tersebut sebagai pontensi ancaman keamanan, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ByteDance atau TikTok pernah membagikan data warga AS kepada pemerintah China.
TikTok mengatakan pihaknya berencana untuk menentang perintah administrasi Trump tersebut dengan membawanya ke pengadilan.
Sementara itu, Microsoft sejauh ini menjadi satu-satunya perusahaan yang secara terbuka mengakui sedang dalam pembicaraan dengan pemilik TikTok untuk kemungkinan mengakusisi.
Menurut laporan WSJ, Twitter akan dianggap sebagai upaya jangka panjang dalam tawaran TikTok, sedangkan Microsoft kemungkinan menjadi pelari terdepan dalam kesepakatan apa pun saat ini.
Twitter jauh lebih kecil daripada Microsoft, dan sumber WSJ mengatakan bahwa platform media sosial tersebut kemungkinan lebih sedikit menghadapi pengawasan antimonopoli dibandingkan Microsoft. Namun, Twitter juga tidak memiliki uang sebanyak raksasa perangkat lunak itu untuk kemungkinan akusisi.
Dalam unggahan resminya pada 2 Agustus 2020, Microsoft mengatakan bahwa CEO Satya Nadella, telah berbicara dengan Presiden Trump tentang kemungkinan akuisisi TikTok, yang akan mencakup operasi TikTok di AS, Australia, Kanada dan Selandia Baru. Microsoft memperkirakan pembicaraannya dengan TikTok selesai pada 15 September 2020.[]