Jakarta - Petahana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden memamerkan visi perekonomian yang saling bertolakbelakang. Seorang calon presiden ingin menikkan pajak, yang lain menurunkan pajak.
Yang satu tetap akan melanjutkan perang dagang dengan China, yang satu ingin meredakan ketegangan hubungan. Namun, tidak akan ada yang menyelesaikan banyak hal tanpa persetujuang Kongres AS.
Saya menyebut misi Biden sebagai benar-benar tentang perluasan program sosial yang ada.
Sepert diberitakan dari Arab News, kebijakan ekonomi yang diusulkan dari Presiden Donald Trump dan penantang Joe Biden menawarkan pandangan yang sangat berbeda tentang ekonomi AS yang merupakan terbesar di dunia dan peran globalnya. Perdebatan ini menjelang pemilihan presiden pada 3 November mendatang.
Presiden Trump berjalan ke helikopter Marine One saat dia meninggalkan Gedung Putih untuk terbang ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, 2 Oktober. (Foto: REUTERS/Leah Millis)
Agenda Biden akan difokuskan pada upaya lebih mensejahterakan masyarakat miskin. Ini menandakan perubahan tajam dari kebijakan ekonomi Trump. Biden bila terpilih akan membangun kembali kebijakan yang pernah diterapkan mantan Presiden Barack Obama dimana Biden menjabat sebagai wakil presiden.
“Saya menyebut misi Biden sebagai benar-benar tentang perluasan program sosial yang ada,” kata John Ricco, seorang analis senior di Model Anggaran Penn Wharton Universitas Pennsylvania.
Sementara untuk misi Trump, Ricco menyebutnya tidak ada yang baru. "Rencanya sama dengan yang pernah dilakukan empat tahun terakhir," kata Ricco.
Sejauh mana salah satu kandidat bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan akan bergantung pada partai mana yang mengendalikan Kongres, saat ini terbagi antara Senat yang dikendalikan Republik dan DPR yang dikendalikan Demokrat.
Jajak pendapat menyebutkan bahwa banyak anggota Senat utama condong ke arah Demokrat. Para analis dengan hati-hati menyebutkan arah kemenangan Biden, dengan asumsi Demokrat memenangkan Senat.
"Kontrol Demokrati di DPR, Senat dan Gedung Putih akan menghasilkan perubahan terbesar dalam kebijakan, tetapi jika Partai Republik mempertahankan Senat atau Gedung Putih, kami mengharapkan kebijakan federal baru yang terbatas, fiskal atau lainnya," kata JP Morgan dalam sebuah catatan.
Joe Biden memimpin pemungutan suara secara nasional meskipun persaingan di Florida telah menyempit dalam seminggu terakhir. (Foto: Reuters|BBC News).Sementara itu platform ekonomi Biden berpusat pada slogan "membangun kembali dengan lebih baik. Biden beranji menciptakan lapangan kerja melalui infrastruktur dan kampanye perbaikan energi bersih sebesar US$ 4,1 triliun dalam bentuk pajak selama dekade berikutnya, sebagian besar dipungut pada bisnis besar dan orang kaya.
Sedangkan Donald Trump menjanjikan pemulihan ekonomi yang ia sebut sebagai "ekonomi terbesar dalam sejarah". Jajak pendapat menunjukkan para pemilih sejauh ini berpihak pada Biden ketika AS bergulat dengan wabah Covid-19 terburuk di dunia. Kemudian pemilih terfokus pada Trump yang terpapar virus. []
Baca Juga: Pengangguran Menurun, Tapi kok Masalah Buat Donald Trump Debat Capres Amerika Serikat, Donald Trump Lawan Joe Biden
