Surabaya - Pengamat politik dari Univeritas Trunojoyo Madura (UTM) Mochtar W Oetomo menyebutkan mundurnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo menjadi sinyalemen untuk masuk ke kabinet Joko Widodo (Jokowi) dari jalur profesional.
Mochtar menilai secara ideologis Jokowi dan Soekarwo memiliki jiwa nasionalis yang sama. "Dari berbagai konsep tentang pembangunan dan pengembangan ekonomi, serta kerakyatannya antara Pakde Karwo (panggilan akrab Soekarwo) dan Pak Jokowi satu frekuensi," kata Mochtar di Surabaya, Kamis, 15 Agustus 2019.
Dengan mundurnya Pakde Karwo akan menghilangkan baju Demokrat untuk dapat jadi menteri.
Dia menegaskan upaya Soekarwo keluar dari Demokrat bisa jadi salah satu cara agar dipinang menjadi menteri Jokowi. Jika tidak, tentunya akan terjadi gejolak dari parpol (partai politik) koalisi Jokowi-Ma'ruf. Mengingat Demokrat tidak masuk koalisi di Pemilihan Presiden 2019.
"Dengan mundurnya Pakde Karwo akan menghilangkan baju Demokrat untuk dapat jadi menteri," ujarnya.
Menurut dia, Pakde Karwo adalah sosok yang memiliki kredibilitas yang sangat baik, terutama dalam bidang pembangunan dan pengembangan ekonomi. Salah satunya konsep Jatimnomics yang ditawarkan Karwo, mampu mengatasi krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini.
"Sejak dulu, peluang Pakde Karwo untuk masuk kabinet Jokowi sangat besar. Dan ini momentum yang paling bagus untuk masuk," tuturnya.
Pria yang juga merupakan Direktur Utama Surabaya Survei Centre (SSC) ini mengakui kapasitas Karwo sudah tidak diragukan lagi. Karena, Karwo sudah memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik. Apalagi, dengan keberhasilannya menjadi gubernur Jawa Timur selama dua periode.
"Pak Jokowi pernah mengutarakan akan memberikan porsi yang cukup besar kepada kepala daerah yang berhasil," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kongres V di Bali menyindir Partai Demokrat agar dalam kabinet Jokowi nanti, tidak diisi salah satu kader berlambang mercy.
Dalam pidato tersebut, Megawati menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu terpilih menjadi presiden, menawari sekitar delapan kursi menteri untuk diisi kader PDI Perjuangan. Namun, dengan tegas Megawati menolaknya dan tidak segan-segan memecat kadernya, jika menjadi kabinet.
"Kalau lo kepingin jadi menteri, keluar dari PDI Perjuangan," kata Megawati saat pidato di Kongres V Bali, Kamis, 8 Agustus 2019. []
Baca juga:
- Dua Menteri Layak Dipertahankan Jokowi versi Warganet
- Kapan Sebaiknya Jokowi Umumkan Kabinet Jilid Dua?