Surabaya - Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo menolak dicalonkan menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menyerahkan sepenuhnya kepada kaum muda untuk menempati kursi SBY.
Pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo itu mengaku salah satu alasan tak mau dicalonkan sebagai ketua umum karena usianya sudah tua. Dengan begitu tidak layak menjadi pimpinan partai berlambang bintang merci itu.
"Tidak ada. Harus orang muda. Saiki awak dewe wes (sekarang saya sudah) don't late me down (waktunya turun)," tegas Pakde Karwo usai memberi arahan dalam acara Temu Kader Partai Demokrat se-Jawa Timur, Sabtu 13 Juli 2019 sore.
Mantan Gubernur Jatim itu menolak adanya desakan agar segera dilakukan konferensi luar biasa yang dimunculkan beberapa kader Partai Demokrat beberapa waktu. Mengingat Kongres Partai Demokrat dijadwalkan Maret 2020.
"Saya lebih baik jadi wartawan. Sudah masa lalu saya. Cari anak-anak muda, generasi yang komunikasinya sambung voter," kata Pakde Karwo.
Partai telah menetapkan konstitusi, seperti gelombang atau apapun pegangannya ada di AD/ART sebagai konstitusi kita
Saat memberikan arahan kepada kader, Pakde Karwo menyampaikan dinamika yang terjadi usai pileg dan pilpres sebuah hal yang biasa. Kader berpegangan pada AD/ART sebagai konstitusi partai.
"Kalau kata Bung Karno ada bagian gelombang riak-riak kecil. Partai telah menetapkan konstitusi, seperti gelombang atau apapun pegangannya ada di AD/ART sebagai konstitusi kita," terangnya.
Seperti diketahui, anggota DPP Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat Sahat Saragih menyebut Pakde Karwo bisa menggantikan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Nama Pakde Karwo sendiri muncul usai adanya desakan beberapa kader yang menilai perlunya pergantian kepemimpinan di Partai Demokrat. Wacana Konferensi Luar Biasa pun sempat mencuat September 2019, lebih awal dari jadwal Kongres Partai Demokrat yang baru dijadwalkan Maret 2020.[]
Baca juga:
