Tri Rismaharini Pamerkan Kecanggihan CCTV E-Tilang

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan CCTV yang dipasang di 20 titik bisa menangkap wajah pengendara dalam kecepatan 400 km/jam.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peresmian penerapan E-Tilang di Mapolda Jatim, Kamis 16 Januari 2020. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Sistem Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) atau E-Tilang resmi diterapkan di Surabaya oleh Kakorlantas, Irjen Istiono di Mapolda Jatim, Kamis 16 Januari 2020.

Setelah diresmikan, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memamerkan beberapa kecanggihan CCTV yang di pasang di 20 titik di Surabaya. Kamera ini dapat menangkap pelanggaran lalu lintas dan tindak kejahatan.

"Jadi untuk dia menangkap pelanggaran lalu lintas kamera kami bisa menangkap dengan kecepatan 400 km/jam, jadi bisa langsung diketahui, siapa yang mengemudikannya," kata Risma saat peresmian di Mapolda Jatim, Kamis 16 Januari 2020.

Sementara kamera untuk kejahatan, Risma juga sudah memasang khusus. Dengan keunggulan mampu memangkan kecepatan hingga 80 km/jam, dengan menggabungkan pendeteksi wajah, yang langsung di integrasi ke data kependudukan.

Jadi untuk di menangkap pelanggaran lalu lintas kamera kami bisa menangkap dengan kecepatan 400 km/jam, jadi bisa langsung diketahui, siapa yang mengemudikannya.

"Untuk kamera keamanan kecepatan 80 km/jam. Di dalam mobil bukan hanya wajah, gerak gerik juga terdeteksi. Serta terkonek dengan data kependudukan selurih Indonesia," imbuh Risma.

Selain itu, kata Risma, sistem ini juga akan dikoneksikan dengan beberapa kamera yang ada di beberapa tempat keramaian, tempat ibadah dan sekolahan.

"Tahun lalu terjadi penculikan anak di sekolah sebanyak tiga kali, karena itu seluruh bangunan gedung, mulai bank, kantor kampus, sekolah SD, masjid dan gereja semua ada kamera," ujar dia.

Bukan hanya itu saja, Risma pun melanjutkan memerkan kameranya yang dipasang di beberapa titik di Kota Surabaya. Menurutnya para pelaku pencurian sepeda motor dan mobil atau penculikan anak dapat segera kelacak.

"Jadi kalau ada tindak kejahatan maka akan langsung dipetakan. Jadi sekalian nanti kalau ada yang bisa dan ada pencurian kami sudah tahu, kemana akan keluar membawa kendaraan tersebut. Maka kamera mengikuti kemana pencuri itu berjalan. Jadi kamera ini selain untuk lalu lintas juga bagus untuk keamanan," ucap Risma.

Di sisi lain, Kakorlantas, Irjen Istiono menyebut kamera yang dibuat oleh Wali Kota Surabaya ini sangat canggih. Dibandingkan dengan kamera yang berlaku di Polda Metro Jaya.

"E-TLE yang dibuat di Jawa Timur sungguh lain. Padahal yang kita berikan ke jajaran ini standarnya masih standar biasa. Tapi di Jawa Timur, lewat bu Risma ini di E-TLE bisa disesuai dengan kemauan kita dan memiliki standar seperti di negara-negara maju," kata Istiono.

Istiono menyampaikan, teknisi yang membuat kamera CCTV untuk program E-TLE dari ITS ini cukup bagus. Maka dari itu, ia meminta supaya kamera ini bisa diproduksi secara masif, agar standar untuk wilayah lain sama dengan Surabaya.

"Karena tenaga ahli langsung dari ITS, jadi ini sangat bagus sekali. Kalau perlu menjadikan proyek di sini dan akan dijadikan standar untuk wilayah wilayah lain, supaya kita pakai line-nya Jawa Timur," pungkas Istiono.

Sebelumnya, E-TLE ini sudah dilakukan uji coba selama dua pekan. Hasilnya setiap hari ada 100 pelanggar. Dari situ, kebanyakan yang tak tertib berlalu lintas adalah pengguna roda empat.

Para pelanggar roda empat ini rata-rata, mulai batas kecepatan, melanggar lampu merah, penggunaan handphone, hingga pelanggaran marka jalan. []

Berita terkait
Setubuhi Pacarnya, Pria di Surabaya Ditangkap Polisi
Pria berinisial MPB diamankan unit PPA Polrestabes Surabaya karena enggan menikahi pacarnya yang sudah ia setubuhi.
Surabaya Terapkan E-Tilang, Kakorlantas: Eranya 4.0
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan dengan penerapan E-TLE bisa menggantikan peran manusia dalam aktivitas intelejen.
DPRD Kota Malang Sarankan PDAM Buat Terminal Air
Saran DPRD kota Malang ke PDAM sebagai solusi mengatasi krisis air akibat kebocoran pipa dan membuat puluhan ribu warga Malang terdampak.