Tragedi Danau Toba, Sonar Berdaya Jelajah 2.000 Meter Cari Kapal Tenggelam

Tragedi Danau Toba, sonar berdaya jelajah 2.000 meter cari kapal tenggelam. "Penting untuk temukan titik lokasi kapal, karena kami perkirakan banyak korban berada di dalamnya," kata Budiawan.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara. Tim SAR gabungan menghadirkan kapal motor dilengkapi alat pendeteksi bawah air multibeam side scan sonar dan crane. (Foto: Ant/Irsan Mulyadi)

Simalungun, (Tagar 24/6/2018) – Hari ketujuh pencarian korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun. Scan sonar, alat pendeteksi logam di dalam perairan berkemampuan daya jelajah 2.000 meter diturunkan ke Danau Toba, Sumatera Utara, Minggu (24/6).

Tim pencarian dipimpin Kepala Basarnas, M Syaugi. Turut bersamanya Bupati Simalungun, JR Saragih.

Kakansar Medan, Budiawan mengatakan, pihaknya tetap memberdayakan scan sonar kedalaman 600 meter untuk mencari kapal penumpang yang tenggelam pada 18 Juni 2018.

"Penting untuk temukan titik lokasi kapal, karena kami perkirakan banyak korban berada di dalamnya," kata Budiawan di Posko Terpadu Bencana di Pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun.

Selain mengerahkan relawan darat menyusuri pinggiran pantai, tim pencari juga memberdayakan satu unit Heli Dauphin A 365 N3+ HR-3604 untuk pantauan udara. Sementara pencarian di atas permukaan air menggunakan 17 perahu karet dan kapal cepat hingga radius 40 Km dari perkiraan koordinat titik tenggelamnya kapal.

Sesuai laporan pihak keluarga, seperti dirilis Antara, diperkirakan jumlah korban sedikitnya 183 orang belum ditemukan.

Dapur Umum

Di Posko Terpadu Bencana, ratusan orang dari sejumlah lembaga dilibatkan bertugas di dapur umum. Setiap pagi mereka sigap mengerjakan tugas sesuai peran di tenda berukuran kira-kira lebar tiga meter panjang 10 meter.

"Ada kebahagiaan tersendiri bisa meringankan beban orang, terutama keluarga korban," kata Lesti Sihombing (33) dari Program Keluarga Harapan, Minggu.

Mereka merupakan relawan yang secara bergantian ingin berbuat nyata untuk membantu proses pencarian, sekecil apa pun upaya itu.

Kepala Dinas Sosial Simalungun Frans Togatorop mengatakan, pengadaan dapur umum merupakan instruksi dari Kementerian Sosial dengan masa layanan sampai berakhirnya pencarian.

Layanan makan diperuntukkan bagi relawan, petugas pencarian, dan keluarga korban yang menunggu di Pelabugan Tigaras. Setiap hari, disiapkan 800 sampai 1.200 nasi bungkus untuk pagi, siang, dan malam tergantung situasi.

Keluarga korban mengaku terbantu dengan pengadaan makanan, sehingga mereka tidak perlu repot harus mencari kedai atau rumah makan.

"Meskipun kami tidak terlalu memikirkan untuk makan, mereka mengingatkan kami untuk menjaga kesehatan," kata Yuni Sijabat, keluarga korban atas nama Nova Sulastri Sijabat (25), warga Haranggaol Kabupaten Simalungun.

Karyawan Inalum

Secara khusus, sebanyak 28 pegawai PT Indonesian Asahan Aluminiun (Inalum), ikut turun mencari Heriawan Sumarno dan Restu Afriangga. Dua karyawan Inalum ini diduga turut menjadi korban hilang.

Ganda Sukmana selaku Corporate Social Responsibility (CSR) PT Inalum mengatakan, dalam pencarian korban mereka menggunakan kapal kecil atau "speed boat" milik perusahaan.

Inalum, kata dia, juga membawa tiga orang tenaga medis ke posko. "Kedua karyawan Inalum yang hilang itu, selama ini dikenal memiliki prestasi cukup bagus di perusahaan kami," ujar Ganda Sukmana (56) di Posko Utama Pelabuhan Tigaras Simalungun, Sabtu. (yps)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.