Tom Hanks Adalah Jenis Aktor yang Hampir Punah

Dalam film terbaru News of the World, Tom Hanks mengukuhkan statusnya sebagai bapak-bapak terbaik di film
Tom Hanks dalam perannya di film “News of the World” (Foto: bbc.com/indonesia –NETFLIX)

Oleh: Christina Newland - BBC Culture

Dalam film terbaru News of the World, Tom Hanks mengukuhkan statusnya sebagai bapak-bapak terbaik di film. Hanks merupakan tipe aktor yang khas yang hampir punah. Christina Newland, penulis BBC Culture, menuliskan pendapatnya.

Pada usia 64 tahun, setelah lima dekade hadir di layar lebar, Tom Hanks adalah bintang film yang bisa disebut sebagai bapak ideal di bioskop.

Dengan reputasi sebagai orang yang sangat baik hati dalam kehidupan nyata, seiring bertambahnya umur, dia menjadi sosok bapak-bapak berjanggut putih dan bagian dari generasi boomer yang ramah.

Dua film terbarunya adalah Greyhound (2020), film thriller Perang Dunia II yang ditulis Hanks di mana dia berperan sebagai komandan angkatan laut. Selanjutnya, ada News of the World, film degan latar tahun-tahun setelah berakhirnya Perang Saudara AS, disutradarai Paul Greengrass, dan tayang di seluruh dunia melalui Netflix.

Dalam News of the World, Hanks berperan sebagai veteran yang melintasi pedalaman Texas untuk mempertemukan seorang gadis yatim piatu dengan keluarganya.

Dalam film tersebut, Hanks adalah seorang veteran yang melintasi pedalaman Texas selama periode Rekonstruksi. Dia menemukan seorang gadis kulit putih yang hilang (Helena Zengel) yang hanya berbicara bahasa Indian Kiowa. Hanks pun terpaksa menempuh perjalanan berbahaya demi membawa sang gadis yatim piatu kembali pada keluarganya.

Hanks mengawal gadis muda itu ke tempat yang aman, meskipun awalnya enggan, kemudian dengan luapan kasih sayang yang tiba-tiba menjadi semakin pedih. Dia sekali lagi mengingatkan kita, secara harfiah, bahwa dalam banyak hal, dia adalah bapak yang terbaik.

1. Bintang yang Menua

Faktanya, "bapak" adalah sebutan untuk banyak aktor besar Hollywood, setidaknya dari sisi umur. Dalam beberapa tahun terakhir, Hollywood rasanya kekurangan aktor pria kelas atas.

Aktor berbakat mungkin banyak tapi Bintang Film, dengan huruf B dan F besar, sulit didapat. Mereka adalah orang-orang dengan kharisma, dengan magnet kuat yang menarik penonton dalam orbitnya.

Mereka bisa mencela diri sendiri secara humoris seperti Dwayne "The Rock" Johnson, atau pesona dan kharisma Denzel Washington. Tapi para bintang film ini sudah menua.

Leonardo DiCaprio berusia 46 tahun, Johnson 48 tahun, Brad Pitt 57 tahun dan Tom Cruise berusia 58 tahun. Yang lain lebih tua lagi, Denzel Washington 66 tahun, dua tahun lebih tua dari Hanks sendiri.

Ini menimbulkan pertanyaan: di mana para bintang film pria berumur di bawah 40?

Kelangkaan ini mungkin terjadi karena cara menjadi bintang sudah berubah, seperti juga industri film yang mengalami banyak perubahan sejak era 1980-an atau 1990-an.

Ada sikap yang berbeda terkait maskulinitas, dengan garis tipis antara persona dan pemilihan aktor sesuai tipenya. Semua ini membuat aktor-aktor setipe Tom Hanks terasa semakin langka.

Sejak awal kariernya di film komedi Big (1988), Hanks berpenampilan seperti orang biasa.

Wajahnya akrab dan menyenangkan, dengan mata cokelat jahil dan alisnya yang sering berkerut, wajah yang membawanya melewati beberapa fase kariernya, dari film komedi konyol hingga drama penuh prestise, sampai menjadi negarawan di film sejarah AS.

Dia juga mendapat dua Oscar dalam perannya di film Philadelphia dan Forrest Gump.

Di luar kamera, ia juga sering terlibat dalam mewujudkan beberapa proyek yang dia sukai, seperti menceritakan kisah bangsanya dalam serial Perang Dunia II buatan HBO, Band of Brothers, sebagai produser eksekutif.

Identitasnya sebagai bintang pun diliputi pesona diri yang terbuka, dengan sifat yang seperti gabungan antara kepahlawanan dan keingintahuan.

Matanya yang kekanak-kanakan membuat dia dengan mudah berperan sebagai orang biasa dalam situasi luar biasa, seperti di Forrest Gump (1994), pilot heroik di Sully (2016), atau sebagai Kapten Miller di Saving Private Ryan (1998).

Kadang perannya didaptasi dari kisah nyata. Hanks memang terkenal suka membaca sejarah dan biografi, dan dia nampaknya sering memilih cerita yang menawarkan optimisme dan kemanusiaan. Dengan kata lain, dia banyak memerankan orang yang pada dasarnya baik.

film news of the worldFilm News of the World (Foto: bbc.com/indonesia –NETFLIX)

Dia bisa saja berperan sebagai orang yang tidak disukai, tapi jarang menjadi penjahat.

Dia adalah agen FBI antagonis di Catch Me if You Can (2002) berseberangan dengan Leonardo DiCaprio muda yang sangat menawan sebagai Frank Abagnale si penipu; menjadi pria primitif era Eisenhower dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

Dalam A League of They Own (1992), dia berperan sebagai pelatih bisbol yang suka berteriak untuk tim yang semuanya perempuan. Dia menjadi sosok mentor yang pengecut tapi menyenangkan.

Dalam film gangster Sam Mendes yang luar biasa, Road to Perdition (2002), dia menguji batas-batas yang bisa dilakukan pembunuh bayaran. Meskipun kita tahu dia seorang pembunuh, kita tidak pernah benar-benar melihatnya menjadi penjahat besar.

Film ini sebagian besar melihat Hanks melalui tatapan putranya yang masih kecil, yang mau tak mau jadi melembutkan kesannya. Bahkan saat dia buruk, dia tetap baik.

Hanks sering disebut sebagai versi terkini James Stewart, dan kemiripannya jelas. James Steward juga semanis pie apel dan berperan dalam banyak film perang dan drama keluarga.

Perbedaannya adalah bahwa di paruh kedua karirnya, Stewart jadi condong ke arah sinis melalui karyanya dengan sutradara seperti Alfred Hitchcock dan Anthony Mann.

Perannya pascaperang, penuh obsesi miopia, kegilaan seorang penguntit, dan keinginan untuk membalas dendam, sepertinya bukan peran yang akan dimainkan Hanks. Tom mengatakan kepada New York Times pada 2019 bahwa dia merasa dia tidak bisa membayangkan kebencian yang memang diperlukan untuk memainkan peran tertentu.

Mungkin dia benar, apakah ada yang benar-benar ingin melihat Tom Hanks dengan peran jahat?

2. Ikon yang Ketinggalan Zaman

Pedang bermata dua dari ketenaran film tetap sama seperti sebelumnya: ketika persona begitu melekat di benak publik, itulah yang dicintai orang, dan menjadi sulit untuk membuat citra yang berbeda.

Ada kecenderungan untuk mengulang pola yang sudah sukses, sehingga karya menjadi mudah ditebak, bahkan jadi biasa. Selera Hanks dalam proyek dan sutradara terasa sangat ningrat.

philadelphiaFilm Philadelphia yang membawa Tom Hanks raih Piala Oscara (Foto: en.wikipedia.org)

Meskipun memang ada pengecualiannnya, seperti Philadelphia (1993), film arus utama pertama tentang krisis AIDS. Film Hanks juga jarang provokatif: dia membuat lima film dengan Spielberg dan beberapa film dengan Ron Howard dan Robert Zemeckis, semua pembuat film yang mengagumkan tetapi kerap bermain aman.

Baru-baru ini di Twitter, muncul perdebatan tentang apakah Tom Hanks benar-benar pernah berperan di film yang bagus. Pernyataan ini menarik meskipun sepertinya berlawanan dengan keyakinan penonton film pada umumnya.

Faktanya adalah bahwa persona Hanks sangat luar biasa sehingga banyak orang, terutama generasi yang lebih muda, mencintai Hanks bukan karena filmnya. Dia dicintai sebagai tokoh budaya pop, pengisi suara Woody di Toy Story yang menemani mereka tumbuh dewasa.

Berita-berita viral muncul mengenai kebaikannya pada orang asing, koleksi mesin tiknya, tentang bagaimana dia menenangkan jurnalis yang sedang menangis. Rasanya semua orang menyukai Tom Hanks, meskipun tidak ingin mengulang nonton Forrest Gump.

Ada juga beberapa kritik yang melihat Hanks dari sisi yang lain. Ada yang berpendapat bahwa citranya sebagai sosok pria baik hati seperti mendorong kuasa laki-laki kulit putih dan paternalisme dari orang yang berkarier sejak zaman Reagan di tahun 80-an. Sebuah era yang menurut para kritikus liberal, adalah puncak dari nilai-nilai yang serupa.

hanks cenderungHanks cenderung berperan sebagai orang biasa dalam keadaan yang luar biasa, seperti dalam Forrest Gump (Foto: bbc.com/indonesia –NETFLIX)

Mungkin benar bahwa Hanks suka berperan sebagai figur otoritas yang kaku tetapi dapat dipercaya, termasuk tentara, polisi, dan politisi. Terkadang itu bisa berarti dia memainkan peran yang tidak disukai oleh generasi saya (baca: milenial).

Tapi kemudian, jika Tom Hanks memang ayah boomer secara kolektif di film, dia selalu ditakdirkan untuk memiliki keturunan yang memberontak.

Coba nikmati film-filmnya secara terpisah. Di News of the World, ada gambaran memuaskan dari kehidupan yang kacau dan penuh kekerasan di Texas yang terbelah oleh Perang Saudara yang kejam.

Texas masih mendidih dengan kebencian kelas dan ras, karena semua jenis orang Amerika (kulit putih, Pribumi, dan kulit hitam) berusaha hidup berdampingan. Implikasi tentang situasi AS saat ini cukup jelas.

Ada juga fakta bahwa ketika dia dalam kondisi terbaiknya, Hanks sulit dikalahkan. Ada saat-saat terakhir yang luar biasa dalam drama sandera yang diangkat dari kisah nyata, Captain Phillips (2013), film tentang pembajakan kapal dagang AS oleh bajak laut Somalia.

Lihat sikapnya yang lembut dan tegas sebagai ikon TV anak-anak AS Mister Rogers, dalam A Beautiful Day in the Neighbourhood karya Marielle Heller (2019). Juga adegan mengharukan dalam film Apollo 13 ketika dia berperan sebagai komandan astronot yang hampir mati dan mengatakan dia merasa terhormat bekerja dengan rekan-rekannya.

Hanks adalah perwakilan dari spesies yang berpotensi punah: bintang film baik-baik yang "kehidupan nyata"-nya selaras dengan citranya yang sopan.

Mengaburkan batasan antara persona di layar dan di luar layar adalah bagian dari rahasia kekuatan seorang bintang. Di zaman sekarang yang sangat sinis, zaman di mana selebritas memiliki semakin sedikit rahasia, itu adalah hal yang semakin langka.

Hanks menjadi bintang film yang dapat kita percayai dengan sepenuh hati, seorang pria yang memancarkan kehangatan yang sungguh-sungguh, yang akan meninggalkan warisan yang dapat kita nikmati dalam waktu yang lama (bbc.com/indonesia). []

Berita terkait
The Circle, Film Thriller Tom Hanks Patut Ditonton
Salah satu film thriller teknologi menarik yang pernah dibintangi Tom Hanks adalah The Circle.
Tom Hanks Sembuh Covid-19, Film Elvis Presley Lanjut
Film biografi Elvis Presley akan melanjutkan proses syutingnya lantaran Tom Hanks telah sembuh virus corona alias Covid-19.
Cara Tom Hanks Rayakan Ultah ke-64 Usai Sembuh Covid-19
Aktor kawakan Tom Hanks merayakan ulang tahunnya ke-64 bareng istri setelah keduanya dinyatakan sembuh dari Covid-19.