Tokopedia Tingkatkan Omzet Wearing Klamby Hingga 30 Persen

Wearing Klamby menyebut dengan bergabung di Tokopedia mereka mendapatkan kenaikan omzet penjualan hingga 30 persen dari sebelumnya.
Co-founder sekaligus Managing Director Wearing Klamby, Muhammad Ridho Jufri bersama Nadine Gaus, Founder selaku Creative Director Wearing Klamby.(Foto:Tagar/Ist)

Jakarta - Tren belanja online membuat transaksi di e-commerce semakin diminati, apalagi di saat pandemi seperti sekarang ini. E-commerce terbukti tak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga mampu meningkatkan brand awareness dari bisnis fesyen lokal.

Dampak positif kehadiran e-commerce ikut dirasakan oleh Wearing Klamby yang mulai bergabung dengan Tokopedia pada Maret 2020. Muhammad Ridho Jufri selaku co-founder sekaligus Managing Director Wearing Klamby mengungkapkan, dengan bergabung di Tokopedia, Klamby mendapatkan market baru dan dapat memperluas pasarnya.

"Keunggulan lainnya adalah UI-UX yang dimiliki Tokopedia sangat user friendly, mereka juga memiliki banyak promo yang menarik bagi customer Klamby. Selain itu kita juga bisa melakukan ads produk untuk memboost penjualan dengan return yang sangat efisien," tutur Ridho kepada Tagar, Selasa, 8 Juni 2021.

Wearing KlambyKoleksi busana Wearing Klamby. (Foto:Tagar/IG Wearing Klamby)

Ridho menjelaskan, dengan bergabung di Tokopedia, Klamby mendapatkan kenaikan omzet penjualan hingga 30 persen dari sebelumnya. Adapun saat ini, klamby telah memiliki 40 orang karyawan tetap.

Selain menerima pesanan yang dikirim hingga keseluruh indonesia, Klamby akan mulai mengirim ke negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia mulai bulan Juni 2021 ini. Sementara ke depannya, Klamby berencana untuk membuka offline store, dan mulai masuk ke pasar men’s wear, kids dan casual outfit.

Kisah Bisnis Wearing Klamby

Perjalanan Klamby dimulai dari tahun 2013 oleh sang Founder Nadine Gaus selaku Creative Director saat ini. Awal mulanya, Klamby berawal dari Nadine yang mencoba memulai usaha di tahun 2010 saat masih berkuliah di UGM Yogyakarta. 

Nadine memulai usaha ini lantaran Ayahnya terkena PHK, sedangkan sang ibu walaupun masih bekerja namun gaji yang didapatkan tidak seberapa dan harus menanggung biaya 2 adik Nadine yang saat itu masih bersekolah. 

Keadaan ini memaksa Nadine harus hidup mandiri di kota perantauan, dengan bermodalkan Rp700 ribu dari hasil menjual Handphone saat itu, Nadine memulai brand bernama Winstell.

Melalui brand ini, Nadine menjual baju secondhand yang didapatkan dari aul-aul (salah satu tempat pakaian bekas masih layak pakai di Jogja). Kegiatan ini dilakukan disela-sela waktu istirahat kuliah dengan mencari baju, lalu dia cuci kembali kemudian di foto dan di jual online via Facebook, Blackberry group, dan mulut ke mulut dikalangan mahasiswa UGM. 

Nadine juga sering meminta tolong kepada teman-temannya sebagai model foto untuk produknya, dia membayar jasa mereka dengan mentraktir makan siang pada masa itu. Dengan ketelatenan dan kerja keras yang dilakukannya, usaha tersebut akhirnya dapat berkembang dengan pesat.


UI-UX yang dimiliki Tokopedia sangat user friendly, mereka juga memiliki banyak promo yang menarik bagi customer Klamby.


Sang ayahpun yang mengetahui bahwa Nadine bisa mandiri dengan membuka usaha mulai ikut membantu mencari baju bekas dari Tangerang dan Jakarta (pasar senen) yang kemudian dipilih oleh Nadine dan dikirim ke Jogja untuk di foto dan dipasarkan melalui Online. 

Lambat laun usaha tersebut semakin berkembang dan permintaan juga meningkat, tetapi terdapat sedikit problem pada supply yang sulit didapat dan ketersediaan barang bagus yang semakin sedikit. Hal tersebut membuat Nadine akhirnya memberanikan diri untuk mendirikan brand sendiri.

Wearing KlambyKoleksi busana Wearing Klamby. (Foto:Tagar/IG Wearing Klamby)

Sekitar akhir tahun 2012, akhirnya Nadine mendirikan brand Klamby yang di ambil Bahasa jawa yang artinya “baju”. Dalam perjalanannya usaha tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus, bahkan pada 6 sampai 7 bulan pertama tidak ada barang yang terjual sama sekali. 

Hal ini tidak membuat Nadine menyerah, dia semakin semangat untuk mengembangkan usaha tersebut. Nadine mulai gencar melakukan endorsement (saat itu masih sangat banyak influencer yg belum memonetize harga endorse sehingga free). 

Melalui endorse ini pelan-pelan tapi pasti customer pun meningkat hingga memiliki reseller di 2 negara yaitu Singapore dan Malaysia. Awalnya mereka hanya order 1pcs, lalu order 5 pcs, berlanjut 10 pcs hingga 50 pcs. 

Setelah itu mereka datang ke Indonesia untuk bertemu dan dari situ mereka mulai rutin order 50-250 pcs per model. Para reseller tersebut mendapatkan privilege untuk memilih warna sesuai selera. Walaupun margin yang didapatkan tipis namun hal tersebut membuat bisnis tetap berjalan.

Di tahun 2015 Klamby sempat hampir bangkrut dikarenakan kesalahan dalam me-manage keuangan, sehingga membuat Nadine harus menjual mobil satu-satunya yang dia dapat dari perjuangan penjualan selama 3 tahun untuk menyuntik dana kembali. 

Tetapi di tahun 2015 juga merupakan titik balik Klamby, dimana Klamby merubah system penjualan dari yang sebelumnya PO (pre-order) menjadi ready stock. Di bantu sang suami Ridho Jufri (co-founder yang saat ini menjabat sebagai managing director), Klamby yang sebelumnya kebanyakan menjual barang secara B2B pelan-pelan mulai berbenah dan memperbanyak menjual kepada end customer. 

Di tahun 2016 bisnis berkembang dengan pesat, pada saat itu di pasar Indonesia mulai masuk berbagai marketplace seperti salah satunya Tokopedia yang mampu mengungkit omzet penjualan Klamby hingga 30 persen. Dari situlah Klamby terus berkembang hingga saat ini. []

Berita terkait
Dukung Pertumbuhan E-Commerce RI, Tokopedia Gandeng Epsilon
Tokopedia memilih penyedia konektivitas global, Epsilon hubungkan AWS, Google Cloud Platform, dan Alibaba Cloud melalui beberapa Cloud Connect.
Cara Tokopedia Menjawab Tantangan Distribusi dan Logistik di Indonesia
TokoCabang memungkinkan pembeli di seluruh Indonesia mendapatkan lebih banyak pilihan barang yang diterima lebih cepat dengan ongkir lebih murah.
Umumkan Berdirinya GoTo, Gojek dan Tokopedia Resmi Merger
Pembentukan GoTo, diklaim sebagai kolaborasi usaha terbesar di Indonesia, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet di Asia.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.