TAGAR.id - Di ujung timur Kota Langsa, Provinsi Aceh, ada Desa Gampong Buket Meutuah yang menyimpan kisah tentang harapan di tanah perbatasan. Sunyi dan sederhana, desa ini masih terisolasi dengan jalan yang sulit dilalui jadi saksi keterpinggiran desa itu dari pembangunan.
Ruat wajah memelas tergambar dari gesture warga yang menginginkan adanya sentuhan pembangunan infrastruktur di wilayah mereka.
Tak ada digitalisasi di sana, siapapun yang datang untuk mendapat informasi profile Gampong Buket Meutuah hasilnya tetap saja nihil.
Sejatinya, kita menemukan peradaban yang maju dan berkembang dari semua sektor, sebaliknya menemukan anak-anak berlari di antara ilalang yang bermimpi tentang keindahan jalan layak, mereka melihat jalan berlumpur dan terjal.
Asa dan asabat mereka kembali berkobar ketika TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) yang merupakan program kolaborasi antara TNI dengan pemerintah daerah hadir menapakkan jejak di kawasan yang penuh dengan lumpur itu.
Kehadiran para Prajurit TNI bersama warga bahu-membahu membangun infrastruktur yang telah lama dinanti memberikan harapan baru dan juga masa depan baru bagi warga Gampong Buket Meutuah.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, TMMD menanamkan semangat gotong royong dan kebersamaan. Di Buket Meutuah, harapan yang sempat pudar kini kembali menyala, menandai lembaran baru bagi masa depan yang lebih baik.
Personel TNI Satgas persiapan kembali ke satuan setelah TMMD Ke-123 Kodim 0104/Aceh Timur resmi diyatakan selesai, upacara penutupan digelar di Desa di Desa Buket Meutuah, Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Aceh. (Foto: TAGAR/Dok/Fotografer Laung)
Sebelum TMMD: Perjuangan Warga Buket Meutuah
Di Buket Meutuah, kehidupan sehari-hari penuh tantangan. Para petani harus melintasi jalan rusak dan berlumpur untuk mengangkut hasil panen, sering kali terhambat oleh medan yang sulit. Pak Hariyanto, misalnya, harus bersusah payah menarik mesin perontok padi yang terjebak di lubang jalan.
Tak hanya infrastruktur, warga juga menghadapi keterbatasan untuk memperoleh air bersih. Nek Marliah yang sudah renta harus berjalan jauh hanya untuk mengambil air dari embung kecil, satu-satunya sumber yang tersedia.
Sementara itu, Wilen Yopi Latul, buruh serabutan, hanya bisa pasrah di rumah kayunya yang hampir roboh, berharap ada bantuan untuk kehidupan yang lebih layak.
Melihat kondisi ini, Serma Fahri Solihin, Babinsa Koramil 23/Langsa Timur, Aceh, menyampaikan laporan kepada pimpinannya. TMMD ke-123 pun hadir sebagai solusi. Dengan gotong royong antara TNI dan warga, perubahan mulai dirancang. Jalan diperbaiki, akses air bersih diperhatikan, dan rumah tak layak huni dibangun kembali. Harapan baru pun menyinari Buket Meutuah.
Letak Kota Langsa di Aceh (Sumber: id.weatherspark.com)
Pelaksanaan TMMD Reguler ke-123
TMMD Reguler Ke-123 Tahun 2025 yang digelar Kodim 0104/Aceh Timur merupakan wujud nyata sinergi TNI dan pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan pedesaan. Dibuka pada tanggal 19 Februari 2025 oleh Pj. Wali Kota Langsa, Syaridin, SPd, MPd, program ini membawa perubahan bagi masyarakat Desa Buket Meutuah, Langsa Timur.
Di bawah kepemimpinan Letkol Inf Tri Purwanto, SIP, Satgas TMMD membangun infrastruktur vital, termasuk pembukaan dan pengerasan jalan penghubung Buket Meutuah–Matang Ceungai untuk meningkatkan akses transportasi dan ekonomi warga. Selain itu, renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Wilen Yopi Latul jadi bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tak hanya pembangunan fisik, TMMD juga mengadakan penyuluhan pertanian, penghijauan, serta kegiatan sosial dan kesehatan untuk memperkuat kebersamaan dan kesadaran masyarakat akan pembangunan berkelanjutan. Program ini diharapkan menciptakan desa yang lebih maju, mandiri dan sejahtera.
Dansatgas Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-123 Kodim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Tri Purwanto (Foto: TAGAR/Dok/Fotografer Laung)
TMMD Ke-123: Membuka Akses, Menyalakan Harapan
Program TMMD Reguler Ke-123 Kodim 0104/Aceh Timur hadir sebagai wujud sinergi TNI dan rakyat dalam membangun desa. Fokus utamanya adalah pembangunan jalan sepanjang 2.320 meter yang menghubungkan Gampong Buket Meutuah dan Gampong Matang Ceungai, membuka akses yang sebelumnya sulit dijangkau serta mendukung perekonomian dan aktivitas masyarakat.
Selain itu, TMMD juga merehabilitasi rumah Wilen Yopi Latul, menjadikannya lebih layak huni sebagai bentuk kepedulian terhadap warga kurang mampu. Ditambah pembangunan lima titik air bersih, program ini tak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
TMMD Ke-123 bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga simbol harapan dan kebersamaan, menghadirkan perubahan nyata bagi desa dan warganya.
Jejak Pengabdian di Buket Meutuah: TMMD Reguler Ke-123 dan Harapan Baru
TMMD Reguler Ke-123 Kodim 0104/Aceh Timur tak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui program non-fisik. Di Desa Buket Meutuah, prajurit TNI bersama instansi terkait menggelar penyuluhan pertanian, edukasi lingkungan, kesehatan, dan pasar murah, membangun kesadaran serta harapan baru bagi warga.
Petani dibekali ilmu tentang pertanian berkelanjutan, anak-anak dikenalkan pada pentingnya menjaga lingkungan, sementara para ibu mendapat edukasi gizi dan pencegahan stunting. Kehadiran TMMD menjadi bukti nyata pengabdian TNI dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya lewat pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan berkelanjutan.
Asa Baru di Buket Meutuah
Mentari pagi di Buket Meutuah menyinari harapan baru. TMMD Reguler Ke-123 membawa perubahan nyata, dari infrastruktur hingga semangat kebersamaan.
Geuchik Yasir bersyukur atas jalan baru yang memperlancar akses desa, sementara Pak Ucok dan Herwita menikmati manfaat nyata dari pembangunan ini. Kehadiran Komandan Korem 011/Lilawangsa menambah semangat prajurit yang bekerja untuk rakyat.
Brigjen TNI Yulistyanto menegaskan, TMMD bukan sekadar membangun fisik, tetapi menanamkan semangat gotong royong. Jejaknya tak hanya di tanah, tapi juga di hati rakyat.
Evaluasi
TMMD Reguler Ke-123 bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangkitkan semangat kebangsaan dan memperkuat karakter masyarakat. Partisipasi aktif warga mencerminkan sinergi erat antara TNI dan rakyat, menumbuhkan kembali gotong royong serta menghidupkan nilai-nilai lokal di tengah modernisasi.
Di Buket Meutuah, loreng TNI hadir bukan hanya melalui pembangunan jalan dan renovasi rumah, tetapi juga dalam kebersamaan dan semangat juang yang disemai. TMMD membuktikan bahwa pertahanan negara bukan hanya soal senjata, tetapi juga harapan dan pengabdian hingga ke pelosok negeri.

Bukan Sekedar Proyek
‘Jejak Loreng di Buket Meutuah Menyemai Asa di Tanah Perbatasan' bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi wujud nyata pengabdian TNI AD. Setiap jalan yang dibuka dan rumah yang direnovasi menyimpan jejak kepedulian dan semangat kebersamaan.
Lebih dari sekadar infrastruktur, TMMD menanam harapan, memperkuat jiwa kebangsaan, serta membangun solidaritas dan kemandirian. Ini bukan akhir, melainkan awal perubahan berkelanjutan.
Lahir dari Gotong Royong
TMMD adalah wujud nyata semangat Indonesia lahir dari gotong royong, tumbuh dalam pengabdian, dan menguatkan ketahanan masyarakat. Program ini memastikan pembangunan merata hingga pelosok negeri, menjangkau perbatasan, dan melibatkan seluruh elemen bangsa.
Dengan TMMD, pemerataan pembangunan bukan sekadar impian, tetapi kenyataan. Ketahanan pangan pun diperkuat dari desa ke desa. Sebab, "TNI AD Selalu di Hati Rakyat," dan loreng TNI akan selalu membawa harapan di setiap sudut negeri. (Laung). []