Jakarta - Pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) milik perusahaan China, PT Virtue Dragon Nickel Industry di Sulawesi Tenggara terkena dampak penyebaran virus corona (COVID-19).
Sebab, pembangunan smelter dikerjakan oleh sekitar 300 hingga 400 tenaga kerja asing (TKA) China, yang hingga saat ini belum bisa kembali ke Indonesia.
"Kebetulan saya kemarin datang ke Virtue Dragon. Memang yang masih dalam tahap pembangunan masih terganggu, karena tenaga kerja asal China yang pulang tidak bisa kembali," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot di Jakarta, Kamis, 13 Maret 2020 seperti dilansir dari Antara.
Namun, ia menekankan smelter yang terdampak merupakan smelter yang dalam tahap pembangunan, bukan yang sedang berjalan pembangunannya. "Yang masih konstruksi mengalami gangguan," tutur dia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 52 fasilitas pemurnian atau smelter hingga 2023 dengan rencana investasi 20,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS_.
Saat ini, telah ada 17 smelter eksisting dengan rincian 11 smelter nikel, dua smelter bauksit, satu smelter besi, dua smelter tembaga, dan satu smelter mangan.
Ada pun rencananya akan ada penambahan 18 smelter nikel, tujuh smelter bauksit, tiga smelter besi, dua smelter tembaga, satu smelter mangan dan empat smelter timbal dan seng. []