Tips Tetap Ramping Sehat Walau Banyak di Rumah Karena Pandemi

Pandemi membuat orang-orang menghabiskan banyak waktu di rumah, bagaimana dalam situasi begini menjaga tubuh ramping dan sehat. Ini tipsnya.
Ilustrasi - makanan sehat, sayur-sayuan, makan secukupnya, cara ampun menjaga tubuh tetap ramping. (Foto: Tagar/Pixabay/RitaE)

Jakarta - Masyarakat harus mewaspadai penyakit obesitas atau penumpukan lemak berlebih pada masa pandemi Covid-19 akibat peningkatan pola makan. Karena faktanya sekitar 60 persen pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo memiliki komorbid dan obesitas. Ada cara untuk tetap ramping sehat selama masa pandemi.

Hal tersebut disampaikan dokter gizi dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia, dr Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, PhD dalam acara temu media secara virtual, memperingati Hari Obesitas se-Dunia 2021 diselenggarakan Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Rabu, 24 Maret 2021. Pembicara lain dalam acara ini adalah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr I Gusti Lanang Sidiartha; dan Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan, dr Erna Mulati, M.Sc.

Berikut ini penyebab obesitas pada masa pandemi dan cara menghindarinya dirangkum dari penjelasan para dokter tersebut, agar tubuh tetap ramping sehat.

Penyebab/Pemicu

  • Orang dewasa dan usia anak menjadi jarang beraktivitas selama pandemi, salah satunya karena faktor bekerja dari rumah atau work from home
  • Mengkonsumsi karbohidrat secara berlebih serta jarang berolahraga menjadi salah satu pemicu seseorang mengalami peningkatan massa tubuh.
  • Hasil penelitian Himpunan Studi Obesitas Indonesia menunjukkan pasien Covid-19 dengan penyakit obesitas cenderung memiliki risiko sakit lebih parah dari pasien dengan berat badan ideal.

Cara Tetap Ramping Sehat

  • Harus melakukan kegiatan fisik dan olahraga. 
  • Makanan penting sekali bagi anak dan dewasa, namun minuman ringan dan camilan selama belajar atau bekerja di rumah harus dihindari. 
  • Fakta: mengkonsumi lebih dari satu gelas minuman ringan atau soft drink sehari dapat memicu 3,2 kali risiko obesitas, mengkonsumsi camilan meningkatkan risiko obesitas 1,5 kali.
  • Fakta: lemak tubuh berkorelasi negatif dengan kegiatan olahraga dan berkorelasi positif dengan kegiatan nonton TV.
  • Hindari aktivitas yang kurang disertai konsumsi makanan berlebihan.
  • Antara jam makan siang dan makan malam, konsumsi air putih atau buah. 
  • Selama Covid-19 jangan siapkan makanan ringan atau softdrink di kulkas, tapi perbanyak buah dan air putih.
  • Untuk anak-anak usia sekolah, belajar di rumah, orang tua memperhatikan nutrisi untuk meningkatkan gizi. Hindari menyediakan makanan siap saji yang berisiko terhadap obesitas.


PPKMIlustrasi - Bersepeda, satu di antara olahraga yang baik untuk menjaga berat badan ideal, terhindar dari ancaman obesitas pada masa pandemi. (Foto: Tagar/Antara/M Risyal Hidayat)


Obesitas atau kegemukan adalah suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang meningkatkan risiko masalah kesehatan. Obesitas sering kali terjadi karena kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dari yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan lain sehari-hari. 

Obesitas terjadi ketika indeks massa tubuh seseorang adalah 30 atau lebih besar. Gejala utama adalah lemak tubuh yang berlebihan, yang meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan yang serius. 

Kunci agar terhindar dari obesitas, berat tubuh ideal, ramping sehat, adalah rutin berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat secukupnya.



Berita terkait
Cara Mencegah Obesitas Selama di Rumah Akibat Corona
Tak sedikit orang mengalami kenaikan berat badan hingga obesitas selama berada di rumah akibat pandemi Corona belum usai. Berikut cara mencegahnya.
Awas, Obesitas Rawan Terkena Corona
Penelitian menemukan ada kaitan obesitas dan kecenderungan terinfeksi virus corona. Perlu hati-hati mengonsumsi makanan tiggi lemak dan gula
Penyebab Ingin Makan Tanpa Merasa Lapar, Waspadai Obesitas
Pernahkah Anda merasakan, ingin makan terus tetapi tidak lapar? Apa peyebabnya ya?
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja