Tips Atur Keuangan Saat Banyak Cicilan

Jangan panik dulu, tips-tips di bawah ini bisa dilakukan untuk meringankan beban tagihan kamu.
Pembayaran Cicilan (Foto:Tagar/Pixels/Mark Productions)

Jakarta – Menggunakan pembayaran cicilan memang memudahkan dan meringankan biaya pengeluaran kebutuhan kamu lho. Akan tetapi, jika kamu kehilangan control untuk memanfaatkan cicilan ini dalam membeli barang, kamu akan pusing dengan tagihan cicilan yang menumpuk.

Apakah kamu sekarang punya banyak cicilan yang harus dibayar tiap bulan? Jangan panik dulu, tips-tips di bawah ini bisa dilakukan untuk meringankan beban tagihan kamu.


Susun Skala Prioritas

Saat memiliki banyak utang yang harus dicicil, urutkan daftar dari mana yang harus dilunasi terlebih dahulu. Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas pembayaran cicilan utang, yaitu dari pokok utang yang paling kecil dan dari utang dengan bunga yang paling besar.


Lakukan Pembayaran Tepat Waktu

Membayar cicilan utang tepat waktu menjadi penting karena dengan disiplin dalam membayar, kamu telah menunjukkan itikad baik dalam mengelola utang. Terlambat dalam membayar cicilan, bisa menambah beban utang karena ada denda yang harus dibayarkan.

Lembaga keuangan biasanya cukup ketat dalam menerapkan denda dan sanksi. Selain dihantui denda keterlambatan, bisa saja debt collector akan membayangi hari-hari jika kita telat membayar cicilan.


Cari Penghasilan Tambahan

Cara ini cukup efektif untuk mengatasi masalah cicilan hutang yang menumpuk. Saat ini, banyak peluang yang bisa diambil dan dilakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, dari pekerjaan sampingan atau membuka usaha rumahan. Yang terpenting, kerja tambahan tidak mengganggu pekerjaan utama.

Uang yang didapatkan dari penghasilan tambahan bisa digunakan untuk membayar cicilan utang atau ditabung.


Hemat Dalam Belanja

Saat berbelanja, sebagian orang tidak terlalu ambil pusing mengenai anggaran. Mereka cenderung membeli barang-barang yang diinginkan. Jika Anda memiliki banyak cicilan, langkah yang harus dilakukan adalah memilah barang yang akan dibeli.

Sebagai contoh, saat membeli barang carilah yang memiliki harga terjangkau tanpa harus memperhatikan merek. Dengan langkah ini, uang kamu tidak akan banyak berkurang dalam berbelanja kebutuhan. Hemat dalam berbelanja juga membantu dalam membayar cicilan pinjaman setiap bulan.


Siapkan Dana Darurat Untuk Pelunasan yang Lebih Cepat

Ketika punya dana berlebih dan ingin melunasi hutang lebih cepat, kita juga harus berhati-hati, sebab ada biaya administrasi tambahan yang dikenakan. Oleh karena itu, penting saat ingin melunasi cicilan lebih awal, jangan lupa siapkan dana darurat.


Membayar Penuh Tagihan Kartu Kredit

Kalau memiliki cicilan kartu kredit, sangat disarankan untuk membayar melebihi nilai minimum. Setiap kartu kredit memiliki jumlah minimum pembayaran yang harus dibayar oleh pemegang kartu kredit tiap bulan.Kalau memungkinkan, bayarlah secara penuh tagihan setiap bulannya. 

Dengan membayar secara minimum hanya akan membuat pemilik kartu kredit untuk membayar bunga dalam jumlah besar dan membuat proses pembayaran hutang hingga lunas menjadi lebih lama.

Dengan beberapa tips di atas, kestabilan finansial pun akan tetap terjaga saat punya beberapa cicilan. Pastikan untuk selalu bayar tepat waktu dan melunasinya segera agar tidak pusing dalam mengatur keuangan.[]


(Ratu Mitha Amelia)


Baca Juga:

Berita terkait
Bara JP Buka Posko Advokasi Pekerja yang Sulit Bayar Cicilan
Bara JP memberikan bantuan hukum dan advokasi kepada pelaku UMKM, nelayan, dan driver ojol yang kesulitan bayar cicilan imbas corona.
Corona, Ini Prosedur Bebas Cicilan Kredit Setahun
Presiden Jokowi melalui OJK memberikan kelonggaran kredi UMKM untuk nilai di bawah Rp 10 miliar karena imbas penyebaran virus corona Covid-19.
Jokowi Beri Kelonggaran Cicilan Kredit Pekerja Harian 1 Tahun
Jokowi meminta pekerja harian seperti sopir ojek, sopir taksi, nelayan dan UMKM tidak perlu khawatir. Ada kelonggaran bayar kredit setahun.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja