Jakarta - Setelah mempertimbangkan membuka kantor pusat di London, pengembang TikTok ByteDance Technology berencana merekrut 10.000 karyawan di Amerika Serikat (AS) selama tiga tahun ke depan.
Dikutip dari Reuters, seperti diwartakan Antara, Rabu, 22 Juli 2020, sejauh ini TikTok memiliki 1.400 karyawan di AS pada Januari 2020.
Langkah TikTok untuk merekrut ribuan pekerja di AS itu diambil saat perusahaan semakin berada di ujung tanduk pemerintah Presiden Donald Trump ketika hubungan AS-China memburuk akibat pandemik coronavirus Covid-19, dan langkah Beijing mengekang kebebasan di Hong Kong.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika mempertimbangkan larangan penggunaan aplikasi media sosial asal China, termasuk TikTok.
Pekan lalu, pemerintah AS dilaporkan sedang mempelajari risiko keamanan nasional dari sejumlah aplikasi media sosial, termasuk TikTok, dan keputusannya akan diambil dalam beberapa pekan mendatang.[]