Tiga Hari Tak Ada Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta

Tiga hari tidak ada penambahan kasus Corona baru di DIY. Di sisi lain, tenaga medis perlu mendapat perhatian.
Rekapitulasi Covid-19 di Provinsi DIY 1-4 Juni 2020 (Grafis: Humas Pemda DIY)

Yogyakarta - Selama tiga hari berturut-turut tidak ada penambahan kasus baru pasien Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam rekapitulasi data Covid-19 selama tiga hari itu, tanggal 2-4 Juni 2020 seperti yang dilaporkan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY ada delapan pasien sembuh.

Juru Bicara Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan pada 4 Juni 2020 ada empat kasus dinyatakan sembuh. Dua hari sebelumnya, masing-masing ada dua pasien sembuh. Mereka dinyatakan sembuh setelah hasil laboratorium negatif sebanyak dua kali berturut-turut.

Dia mengatakan, laporan empat pasien sembuh pada 4 Juni 2020 ini berdasarkan hasil tiga laboratorium dengan total 125 sampel yang diuji. Tiga labatorium itu yakni Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR. Sardjito. "Dari laporan tiga laboratorium di Yogyakarta," katanya, Kamis, 4 Mei 2020.

Berty menyebutkan, empat pasien sembuh meliputi Kasus 97, laki-laki, 76 tahun, warga Bantul; Kasus 102, perempuan, 59 tahun, warga Bantul; Kasus 151, perempuan, 43 tahun, warga Sleman; dan Kasus 199, perempuan, 23 tahun, warga Bantul.

Dengan penambahan ini maka total kasus positif tetap sebanyak 237 kasus dengan 175 kasus telah sembuh. Jumlah positif Korona yang dirawat 54 orang dan meningal dunia delapan orang. Adapun hasil negatif sebanyak 1.184 kasus dan masih menunggu proses 159 kasus.

Data di atas berdasarkan laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan di DIY per 4 Juni 2020 pukul 16.00 WIB. Data tersebut juga menyebutkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 6.906 orang. Pasien dalam pengawasan (PDP) ada 1.580, dengan rincian 116 orang di antaranya rawat inap, 1.369 orang rawat jalan dan atau selesai pengawasan, dan 95 orang meninggal. Selain tidak ada penambahan kasus positif, juga dilaporkan terdapat penambahan 12 kasus negatif.

Untuk ketersediaan total bed isolasi (critical dan non critical) di seluruh RS Rujukan di DIY adalah 269. Saat ini terdapat 116 pasien dirawat, sehingga sisa bed isolasi yang tersedia adalah 153 bed.

Insentif Tenaga Kesehatan Perlu Diperhatikan

Insentif untuk tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 perlu diperhatikan. Hingga saat ini tenaga kesehatan belum mendapatkan insentif kinerja mereka dari pemerintah atau pemerintah daerah, pada sisi lain mereka sudah berjuang di garis depan selama dua bulan lebih.

Jika mereka kurang terperhatikan kesejahteraannya kemudian terpaksa jatuh sakit karena stamina kurang baik akan sangat berpengaruh untuk penanganan Covid di DIY.

Insentif ini memang berubah-ubah ketentuannya, tadinya akan diberikan oleh pemerintah pusat, kemudian diserahkan pemerintah daerah, kemudian keluar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 tahun 2020 bisa diberikan oleh keduanya, dan terakhir disampaikan melalui konferensi video akan diberikan oleh pemerintah pusat.

Akibatnya, perhatian dari pemerintah kepada tenaga kesehatan belum terasakan, pada sisi lain mereka sangat membutuhkannya. Tidak setiap tenaga kesehatan mampu secara ekonomi.

"Jika mereka kurang terperhatikan kesejahteraannya kemudian terpaksa jatuh sakit karena stamina kurang baik akan sangat berpengaruh untuk penanganan Covid di DIY," ujar Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana.

Huda mengatakan saat ini masih dalam proses pendataan dan akan dilaporkan kepada pemerintah pusat untuk mendapatkan insentif. Namun belum jelas kebijakan pemerintah pusat akan memberikan untuk berapa orang dan berapa jangkauannya.

"Kami minta agar gugus tugas segera mendata dan menganggarkan insentif untuk tenaga kesehatan, terutama bagi rekan-rekan yang pendapatannya kecil seperti perawat, satpam, administrasi dan kalau perlu juga untuk dokter dokter di garis depan," katanya.

Ia menyatakan, seluruh yang terlibat dingaris depan harus diberikan instentif. Koordinasi dengan pemerintah pusat harus dipercepat agar ada kejelasan siapa yang dicover dan siapa yang tidak.

"Tidak ada larangan bagi daerah untuk menganggarkan insentif bagi mereka, terutama bagi yang penghasilannya kecil kami minta segera dianggarkan dan dicairkan," kata politikus PKS.

Penganggaran ini juga perlu dikoordinasikan dengan kabupaten kota, agar menjangkau semua tenaga kesehatan yang terlibat baik di rumah sakit rujukan, rumah sakit swasta, puskesmas, klinik dan sebagainya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Aturan Baru Akad Nikah Saat New Normal di Yogyakarta
Kementerian Agama sudah mengizinkan akad nikah setelah menutup layanan akibat pandemi Corona, termasuk di Yogyakarta
Tantangan Yogyakarta Menyambut New Normal
Sejumlah tantangan dihadapi Yogyakarta menyambut new normal. Salah satunya ketersediaan air.
New Normal Yogyakarta di Mata Sri Sultan HB X
Gubernur DIY Sri Sultan HB X tidak ingin terburu-buru menerapkan new normal di Yogyakarta. Berikut alasannya.