Tiga Hal untuk Johan Budi dan Putra Nababan

Putra Nababan dan Johan Budi sukses memenangkan pertarungan dalam Pileg 2019 di daerah pemilihannya masing-masing.
Mantan wartawan sekaligus Jubir KPK yang mencoba peruntungan menjadi caleg di Pemilu 2019, Johan Budi. Dia maju di Dapil Jatim VII lewat kendaraan politiknya PDIP. (Foto: Rahmat/Setkab)

Jakarta - Putra Nababan dan Johan Budi sukses memenangkan pertarungan dalam pemilihan legistatif (Pileg) 2019 di daerah pemilihannya masing-masing. Dengan rekam jejak yang positif, keduanya diharapkan dapat memberi kontribusi positif di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

Peneliti politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati menjelaskan ada tiga hal utama yang harus diperhitungkan Johan Budi, Putra Nababan dan wajah-wajah baru lain di DPR RI  periode 2019-2024.

Pastilah pertimbangan anggota yang lebih berpengalaman didahulukan,

Hal yang pertama adalah kompleksitas lobi-lobi politik yang terdapat dalam DPR.

"Ada perbedaan mendasar antara legislatif dan eksekutif. Nah sosok seperti Johan Budi tentu sudah punya pengalaman di eksekutif. Perbedaan paling besar yang akan ada di DPR yang harus mereka hadapi ya masifnya lobi politik dalam kerja-kerja parlemen," ujarnya kepada Tagar pada Jumat, 9 Agustus 2019.

Kemudian, Wasisto menjelaskan akan sangat sulit bagi pendatang baru di Senayan untuk langsung disuguhi tanggung jawab, seperti ketua fraksi atau Ketua Komisi DPR. 

"Tentu karena latar belakang pengalaman di DPR yang minim, sosok-sosok baru seperti Putra Nababan atau Johan Budi menurut saya tidak akan langsung disodorkan jabatan ketua fraksi atau komisi. Pastilah pertimbangan anggota yang lebih berpengalaman didahulukan," ujarnya.

Wasisto berpendapat pengalaman sebagai anggota dewan akan menunjang efisiensi kinerja anggota dewan ketimbang pendatang baru. Ia menambahkan permasalahan klasik yang dihadapi anggota DPR baru adalah idealisme anggota dewan.

"Masalah idealisme menjadi salah satu aspek penting bagi anggota dewan yang baru memulai perjalanan karir sebagai anggota dewan, baik idealisme politik maupun sikap untuk menolak korupsi," ujarnya. [] 

Baca juga:

Berita terkait