Tiga Daerah di Kalimantan Timur Jadi Lokasi Ibu Kota

Terdapat tiga kawasan di Kalimantan Timur yang diprediksi bakal menjadi lokasi ibu kota negara.
Desain Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan (Foto: Kementerian PUPR)

Jakarta - Terdapat tiga kawasan di Kalimantan Timur yang diprediksi bakal menjadi lokasi ibu kota negara, yaitu Samboja (Kabupaten Kutai Kartanegara), Sepaku dan Penajam (Kabupaten Penajam Paser Utara).

"Lokasi calon ibu kota sudah ditetapkan di Kaltim meski belum diputuskan titik persisnya, tapi berdasarkan analisa saya, di tiga kawasan itu," ujar Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (PKPPKD) Universitas Mulawarman Samarinda, Aji Sofyan Effendi di Samarinda, dikutip dari Antara, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Lokasi calon ibu kota sudah ditetapkan di Kaltim meski belum diputuskan titik persisnya

Aji meyakini tim pusat akan memilih salah satu dari tiga lokasi ini, bahkan bisa ketiganya untuk pengembangan ke depan karena masing-masing titik merupakan kawasan strategis dan memiliki keunggulan antara lain lahan luas, aman, dan jauh dari pemukiman.

Aji menuturkan seandainya ibu kota kemudian diputuskan di Samboja, maka kawasan Sepaku-Penajam tetap diuntungkan karena akan menjadi daerah penyangga, bahkan untuk pemukiman pegawai (PNS) yang diperkirakan sebanyak 1,5 juta jiwa juga lebih tepat diarahkan ke Kabupaten Penajam Paser Utara.

Jika memang untuk perumahan pegawai mengarah ke Penajam, lanjutnya, maka Penajam Paser Utara akan diuntungkan di banyak hal karena adanya percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang dimulai dari menyelesaikan pembangunan Jembatan Pulau Balang untuk menghubungkan Balikpapan-Penajam.

"Total anggaran yang akan dialokasikan untuk membangun infrastruktur dasar awal persiapan ibu kota baru ini kan Rp 466 triliun secara tahun jamak yang pembangunannya dimulai dari tahun 2021. Anggaran awal yang akan dikeluarkan kemungkinan Rp 50 triliun. Inilah salah satunya bisa untuk Jembatan Pulau Balang," ucap Aji.

Sementara berdasarkan dokumen rencana pemindahan ibu kota Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), dipilihnya Kaltim menjadi ibu kota baru karena memiliki beberapa keunggulan.

Dia menjelaskan keunggulan itu antara lain memiliki dua bandara besar, yakni Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, kemudian Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Kota Samarinda.

Selanjutnya terdapat jalan tol Balikpapan-Samarinda, memiliki Pelabuhan Semayang, infrastruktur jaringan energi dan air bersih, struktur demografi heterogen atau sebagian besar penduduknya merupakan pendatang yang tentu lebih terbuka berinteraksi dan menerima perubahan, kemudian masuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

"Atas berbagai keunggulan ini, maka lokasi ibu kota tidak jauh dari tiga kawasan yang saya sebut tadi. Setelah ibu kota benar-benar pindah, maka infrastruktur dasar akan terpenuhi yang pada akhirnya akan menurunkan Incremental capital ratio (icor) alias produksi, konsumsi dan distribusi barang atau jasa mengecil sehingga mampu meningkatkan investasi," ucap Aji. []

Berita terkait
Kapan Sebaiknya Ibu Kota Dipindahkan?
Indef menyarankan rencana pemindahan ibu kota, seharusnya dilakukan saat kondisi perekonomian Indonesia mapan dan stabil
Peneliti Sebut Pindah Ibu Kota Tak Menguntungkan
Peneliti Indef Rizal Taufikurahman menilai rencana pemindahan ibu kota negara ke kalimantan belum cocok dan tidak membawa keuntungan.
Ibu Kota Baru dan Indonesia 100 Tahun ke Depan
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko jelaskan urgensi pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan pada Jumat, 23 Agustus 2019.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.