Jakarta – Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (The European Centre for Disease Prevention and Control - ECDC) mengeluarkan laporan yang mengatakan, berdasarkan bukti yang diperoleh saat ini tidak ada kebutuhan mendesak untuk suntikan penguat vaksin Covid-19 dan kesehatan masyarakat harus tetap berfokus pada upaya vaksinasi dosis awal bagi warga yang memenuhi syarat di negara-negara Eropa.
Laporan itu menambahkan dosis tambahan harus dipertimbangkan untuk individu yang memiliki gangguan dalam sistem kekebalan, yang tidak merespon secara memadai terhadap suntikan awal atau dosis vaksin mereka.
Namun, laporan itu menyatakan bukti terbaru yang tersedia terkait efektivitas "dunia nyata" dan durasi perlindungan oleh semua vaksin virus corona yang diizinkan untuk digunakan di Uni Eropa menunjukkan bahwa vaksin tersebut sangat melindungi terhadap potensi rawat inap terkait Covid-19, penyakit yang parah, dan kematian.

Laporan tersebut juga mencatat negara-negara Eropa harus mempertimbangkan bagaimana dampak pemberian booster terhadap ketersediaan vaksin bagi negara-negara di luar Uni Eropa, yang masih terus berjuang untuk memperoleh dan memberikan dosis awal yang cukup untuk penduduk mereka masing-masing.
Prancis hari Rabu, 1 September 2021, jadi negara Uni Eropa pertama yang mulai memberikan suntikan booster kepada warga berusia di atas 65 tahun, dan kepada mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar agar terlindung dari varian Delta virus corona. Otoritas kesehatan Spanyol sedang mempertimbangkan tindakan serupa (mg/jm)/voaindonesia.com. []
Vaksin Booster untuk Negara Kaya Bikin Kesenjangan Vaksinasi Global
Booster Covid-19 Perlebar Kesenjangan Vaksininasi Covid-19 Dunia
Amerika Umumkan Vaksin Covid-19 Booster Untuk Seluruh Warga
WHO Serukan Penangguhan Suntikan Penguat Vaksin Covid-19