Tidak Digaji, Pengurus Partai Berkarya Bobol Kantor

Polsek Tenggilis Mejoyo berhasil menangkap dua orang pembobol kantor Partai Berkarya Surabaya. Satu pelaku pengurus partai buron.
Dua pelaku pembobolan kantor Partai Berkarya Surabaya saat diamankan di Mapolsek Tenggilis Mejoyo, Surabaya. (Foto: Tagar/Fajar Ihwan)

Surabaya - Kepolisian Sektor (Polsek) Tenggilis Mejoyo berhasil menangkap dua orang pelaku pembobolan kantor DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Partai Berkarya Surabaya di Jalan Raya Kutisari Surabaya pada Kamis, 18 Juli 2019 kemarin. Satu orang pelaku yang masih buron adalah pengurus partai. 

Kapolsek Tenggilis Mejoyo Kompol Totok Sumaryanto mengatakan pihaknya sudah mengamankan dua orang pelaku yakni SP, 29 tahun dan RW, 71 tahun. Dua orang tersebut merupakan penjaga kantor DPD Partai Berkarya Surabaya.

"Pencurian pertama kali diketahui oleh pak Usman [Ketua Partai Berkarya Surabaya]. Setelah dicek, ternyata barangnya [partai] banyak yang hilang. Kemudian ada kecurigaan dilakukan oleh penjaganya," ujar Totok, Sabtu, 20 Juli 2019.

Atas kecurigaan tersebut, polisi langsung mengamankan SP dan RW. Meski demikian, polisi masih memburu satu pelaku lainnya berinisial BS yang tak lain pengurus DPW Partai Berkarya Jawa Timur (Jatim).

Saya selama satu tahun tidak pernah diperhatikan. Makan dan minum tidak pernah ditanggung.

"Kemudian saat akan kita kembangkan lagi si BS, kita menemui kendala. Tidak ketemu selama dua hari ini. Mungkin dia sudah dengar, sehingga melarikan diri," kata Totok.

Dia menyatakan BS merupakan otak pembobolan kantor Partai Berkarya Surabaya. Sementara SP dan RW hanya melihat dan mengawasi saat BS membawa barang-barang milik Partai Berkarya Surabaya.

"Dua orang yang diamankan ini perannya [sebagai] penjaga. Pada saat kejadian mereka melihat dan mengetahui kejadian itu. Kemudian setelah ada hasil, mereka [SP dan RW] dikasih masing-masing 1 juta rupiah," ujar Totok.

Kurang Perhatian

Sementara pelaku SP, mengaku nekat membantu pembobolan kantor Partai Berkarya Surabaya karena tidak pernah diperhatikan oleh Ketua DPD Partai Berkarya Surabaya Usman Hakim. Selama 1 tahun bekerja sebagai penjaga kantor DPD Partai Berkarya Surabaya, SP tidak pernah mendapatkan upah sepeser pun dari partai.

"Saya selama satu tahun tidak pernah diperhatikan. Makan dan minum tidak pernah ditanggung [Usman Hakim]," ujar SP.

Dia mengaku sempat tersinggung dengan perkataan Usman Hakim soal disuruh pulang kampung di Jember, Jawa Timur.

"Pak Usman Hakim waktu itu bilang, Ya wes kon lek enggak betah mbalik o, enggak popo, partai enggak onok duwek e [ya sudah kalau kamu enggak betah balik saja, enggak apa-apa, partai enggak ada uangnya]," kata SP.

Tak mendapatkan respons baik dari Usman Hakim, akhirnya melapor ke pengurus DPW Partai Berkarya Jatim. Di sanalah SP dan RW bertemu dengan BS. Ketiganya mengatur untuk mengambil seluruh barang yang ada di kantor Partai Berkarya Surabaya.

"Waktu itu, BS bilang Gowoen ae gae mbalek [bawa aja untuk pulang kampung]. Akhirnya kami setujui [curi barang di kantor Partai Berkarya Surabaya]," ujarnya.

SP mengaku dari hasil barang curian itu, dia hanya mendapatkan Rp 1 juta.

"Uang itu untuk bayar utang. Karena selama jaga [kantor Partai Berkarya] makan cari sendiri, air minum juga, bahkan token [listrik] juga beli sendiri. Bensin juga bayar sendiri, harusnya kan diganti," kata SP.

Dari hasil penindakan, Polsek Tenggilis Mejoyo mengamankan 1 unit laptop, 1 set kunci gembok dan 1 tas. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.