Terduga Teroris Berbaiat ke ISIS Lewat Medsos

Ada fenomena baru dalam perekrutan teroris. Dari 36 terduga teroris yang ditangkap, 90 persennya berbaiata ke ISIS secara online
Tim Densus 88 Mabes Polri melakukan olah TKP di rumah terduga teroris YF di Desa Bojong Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Senin malam, 14 Oktober 2019.(Foto: Yohanes VF Charles)

Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, dari 36 terduga teroris yang ditangkap selama sepekan terakhir, hampir 90 persen berbaiat kepada ISIS secara online. "Oleh karena itu saya menyebutnya adalah fenomena baru," katanya di Jakarta, Rabu malam, 16 Oktober 2019.

Kelompok ini melakukan interaksi lewat media sosial serta aplikasi pesan WhatsApp dan Telegram. "Mereka berkomunikasi, berinteraksi, melakukan diskusi tentang ideologi mereka," kat Irjen Iqbal.

Iqbal menduga jumlah kelompok ini banyak dan berpencar. "Mereka belajar merakit bom melalui online, otomatis borderless, karena itu mereka ada di mana-mana dan jumlahnya kami duga tidak sedikit."

Datasemen Khusus (Densus 88) Antiteror dalam rentang waktu 10 - 16 Oktober 2019 telah menangkap 36 orang terduga teroris. Penangkapan itu dilakukan menyusul insiden penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) di Pandeglang, Banten. Puluhan orang diamanan, termasuk dua polisi wanita (Polwan) yang terindikasi paham radikalisme.

"Ada polisi terpapar radikalisme. Polri introspeksi ke dalam," kata Iqbal. Ia menyebut segala strategi masif dilakukan Polri untuk menangkap sekaligus menghentkkan rencana aksi teror.

Sebelumnya Densus 88 menangkap polwan Bripda Nesti Ode Samili (NOS) untuk kali keduanya, ia diduga terpapar paham radikal di Yogyakarta pada Jumat, 26 September 2019. Nesti aktif di kelompok radikal Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS).

Ada indikasi Nesti menyebarkan paham radikal ke rekan kerjanya, sesama polisi dan polwan. Sejauh apa paham tersebut mempengaruhi tingkah lakunya, pemeriksaan terus dilakukan tim Densus 88.

"Kita masih dalami apa dia sudah terafiliasi kepada jaringan terorisme yang di dalam negeri. Apa dia juga sudah menularkan paham-paham itu ke teman-teman di kepolisian yang lain," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.


Berita terkait
Kekuatan Kelompok Teroris JAD Jamaah Ansharut Daulah
Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan ISIS semakin kuat di Indonesia. Anggotanya diperkirakan 34 ribu orang di segala penjuru.
Jokowi Centre Serukan TNI Polri ASN Bebas Terorisme
Jokowi Centre merespons tindakan responsif dan cepat KASAD Jenderal Andika Perkasa saat mencopot Dandim Kendari Hendi Supendi Alamsyah.
Pengamat Teroris: Penusukan Wiranto Bukan Rekayasa
Pasca penusukan Wiranto, banyak kalangan yang berkomentar bahwa peristiwa itu rekayasa dan telah diskenariokan.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.