Tentang Dia Yang Biasa Dipanggil Mas Bro

Ia biasa dipanggil Mas Bro, setelah tiga hari tak terlihat tiba-tiba ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Siapa dia.
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

Samarinda, (Tagar 5/5/2018) - Setelah tiga hari tak terlihat, pria yang biasa disapa Mas Bro ini ditemukan dalam keadaan membengkak di pondoknya.

Warga di sekitar Jalan Abdul Muthalib RT 9 Samarinda, Kaltim menemukan mayat pria tanpa identitas. Penemuan tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 Wita, Sabtu (5/5/2018) di pondok milik Barnie A (60).

Barnie menjelaskan, dirinya sengaja ke pondok tersebut guna mengecek keberadaan korban, pasalnya sudah tiga hari ini pria yang kerap dipanggil Mas Bro itu tidak terlihat. 

"Dia (korban) memang sehari-hari tinggal di sana, dan sudah tiga hari ini tidak terlihat, makanya saya periksa ke pondok tempat dia tinggal," ucap dia.

Saat didatangi ke pondoknya, ternyata korban ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, dengan posisi tubuh telentang di pondok dan tubuh telah membengkak.

"Dia tidak punya keluarga di sini, dia biasanya dipanggil Mas Bro," terangnya. 

Usai mendapati korban tidak bernyawa, Barnie menghubungi ketua RT, yang dilanjutkan dengan pelaporan ke kepolisian Polsek Samarinda Kota.

Petugus bersama unsur relawan melarikan korban ke ruang jenazah RSUD AW Syahranie. 

Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota, Ipda Purwanto menjelaskan, dari hasil pengamatan secara kasat mata, pihaknya tidak menemukan tanda adanya kekerasan.

"Tidak terlihat ada tanda bekas kekerasan, diduga korban meninggal karena sakit," ucap dia.

Pihaknya berharap kepada keluarga atau siapa pun yang mengenal korban, atau selama ini kehilangan anggota keluarga, agar mendatangi Polsek Samarinda Kota untuk mencocokan ciri-ciri anggota keluarga yang dicari dengan korban.

"Kami tunggu keluarga atau yang mengenal korban untuk dapat melihat korban, guna dicocokan ciri cirinya," ujarnya. (adm)

Berita terkait
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.