Oleh: Denny Siregar*
Indonesia seharusnya bangga punya anak bangsa yang segala macam bisa.
Negeri berflower ini menyimpan banyak bakat yang bisa membuat orang luar tercengang. Bakat-bakat terpendam maupun hal spiritual yang kadang di luar akal ada di sini.
Dulu kita kenal ada anak kecil yang punya batu petir, namanya Ponari. Batu Ponari bisa menyembuhkan penyakit apa saja. Maka berbondong-bondonglah masyarakat ke rumahnya dan berobat. Ponari pun mendapat limpahan rezeki berupa materi yang lumayan banyak.
Kemudian kita melihat begitu banyak orang kumpul di Monas. Meskipun secara hitungan riil berdasarkan luas Monas hanya bisa menampung puluhan ribu orang, tetapi ternyata Monas bisa menampung belasan juta orang. Begitu dahsyatnya ilmu di negeri ini yang membuat kita terkaget karena ketinggian ilmu ukur yang belum terpecahkan.
Seorang yang katanya ustaz, ahli agama, ternyata juga ahli dalam strategi militer. Namanya Tengku Zulkarnain.
Ternyata ada lagi yang lebih dahsyat.
Seorang yang katanya ustaz, ahli agama, ternyata juga ahli dalam strategi militer. Namanya Tengku Zulkarnain.
Ustaz Twitter ini, dulunya adalah pemain organ tunggal. Dikenal sebagai "ayah naen" nama panggungnya, mendadak menggemparkan Indonesia karena dia menemukan sebuah rahasia militer bahwa ternyata China dan calon ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur ada dalam satu garis lurus. Dan garis lurus itu bahaya jika China meluncurkan rudal yang akan meledakkan pusat pemerintahan baru Indonesia.
Sontak intelijen Indonesia kelabakan dengan teori baru Tengku Zul itu. Dan berdasarkan itu mereka mengatur ulang strategi penetapan calon ibu kota. Militer kemudian menggeser Pulau Kalimantan sedikit ke kiri supaya gak berada dalam garis lurus rudal China.
Terima kasih, Tengku Zul.
Tanpa ilmumu, nyawa Presiden Indonesia kelak akan terancam. Ternyata engkau ahli militer yang andal. Sayang kalau ilmu itu disia-siakan hanya menjadi pengajar agama saja. Saya baru teringat, inilah mungkin kenapa dulu Prabowo pernah bilang Indonesia akan hancur di tahun 2030.
Ternyata penasihat militernya juga adalah seorang yang sangat agamis dan musikus andal di bidang organ tunggalnya.
Saya juga mau seruput kopi. Tapi kalau mengikuti teori Tengku Zul, maka cangkir kopi saya berada pada garis lurus dengan tahu isi. Daripada berbahaya, lebih baik saya makan saja tahu isinya dulu.
Nyam nyam... Seruput....
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
