Teknologi, Kunci Sukses UKM Indonesia di Tengah Pandemi

SAP dalam risetnya mengungkapkan bahwa teknologi merupakan kunci sukses bagi UKM Indonesia di tengah pandemi.
Gambar contoh bisnis UKM (sumber:Antara)

Jakarta – Seiring dengan masifnya dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian di seluruh dunia, perusahaan kecil dan menengah terus berjuang untuk bisa menghadapi tantangan dan perlambatan bisnis yang dihadapinya. Banyak perusahaan terpaksa menutup usaha mereka maupun mengurangi aktivitas bisnis mereka karena pelanggan saat ini berada di rumah dan mengurangi pembelian. Berdasarkan Riset SAP, terungkap bahwa teknologi merupakan kunci sukses UKM Indonesia di tengah masa Pandemi seperti sekarang ini.

Riset SAP SE yang bertajuk “Digital Resilient, and Experience-driven: How Small and Midsize Organisations Can Prepare for the New Economy” ini juga menunjukkan bahwa UKM di Asia Pasific secara unik diposisikan untuk beradaptasi dan bertahan di tengah lingkungan bisnis pasca Covid-19 yang disruptif dan dinamis.

Para pimpinan bisnis pun mulai mengadopsi strategi baru dan menata ulang perusahaan mereka agar bisa lebih kuat dalam menghadapi krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Oleh sebab itu, menurut SAP proses “reset for the rebound” akan memungkinkan Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa menghadapi badai saat ini dengan lebih baik dan dapat memposisikan diri mereka untuk memanfaatkan kesempatan baru yang akan bermunculan.

Riset hasil kolaborasi dengan Oxford Economics ini, juga mengungkapkan tema-tema lainnya seperti prioritas, tantangan dan kematangan digital UKM di Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik. Dari total 2.000 responden mereka, 832 diantaranya berasal dari pasar Asia Pasifik.

Menurut survei tersebut, UKM Asia Pasifik diposisikan dengan baik untuk beradaptasi terhadap lingkungan kerja jarak jauh atau sebanyak 77%, responden dari Eropa 75% dan Amerika 71%. Selain itu, 61% UKM Asia Pasifik yang disurvei membuat kebijakan kerja jarak jauh untuk karyawan selama periode ini, sementara 69% berinvestasi di teknologi informasi dan solusi kolaboratif untuk mendukung akses jarak jauh dan atau pembelajaran online.

Ilustrasi UMKMIlutrasi produksi batik skala kecil (Foto: Dok Tagar)

Adapun dalam rangka mendukung keberlangsungan bisnis selama periode ini, UKM Asia Pasifik yang aktif mengeksplorasi strategi baru untuk mengirim produk dan jasa mereka ke pelanggan mencapai 66%, Amerika 64% dan Eropa 59%. dan mengembangkan penawaran produk dan jasa baru (46%, berbanding 40% di Amerika dan 49% di Eropa).

Sementara berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, sektor usaha di Indonesia didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah 99% dan menjadi sumber pendapatan bagi 97% tenaga kerja di Indonesia. Hingga saat ini, adanya sekitar 236.980 pelaku UKM yang melaporkan kondisi usaha mereka terpuruk di masa pandemi akibat hilangnya pendapatan dan berkurangnya permintaan konsumen sebagai dampak dari pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah.[]


Berita terkait
Menkop UKM Minta Pemkab Banyuwangi Perkuat UMKM Batik
Menkop-UKM, Teten Masduki mendorong pemerintah Banyuwangi memperkuat produk UMKM Batik untuk menopang pariwisata.
Kemenkeu dan LPEI Dukung UKM Berorientasi Ekspor
Kementerian Keuangan terus berusaha mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pogram penugasan khusus ekspor.
Kemenkop UKM Perjuangkan Terbentuknya LPS Koperasi
Kementerian Koperasi dan UKM sedang memperjuangkan masuknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Koperasi pada omnibus law RUU Cipta Kerja.