Teknologi Honda Sensing Bagi Keselamatan Berkendara

Honda mengembangkan teknologi canggih bagi keselamatan pengendara maupun pengguna jalan bernama Honda Sensing.
Uji coba kendaraan Honda yang menggunakan teknologi canggih Sensing untuk keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lainnya di Japan Automobile Research Institute (JARI), Tsukuba, Jepang, Jumat (25/10/2019). (Foto: Antara/Taufik Ridwan)

Jakarta - Honda mengembangkan teknologi canggih bagi keselamatan pengendara maupun pengguna jalan bernama Honda Sensing.

"Honda Sensing merupakan teknologi yang diciptakan untuk mewujudkan konsep keselamatan tersebut," kata Yusak Billy, Bisnis Innovation and Sales Marketing Director Honda Prospect Motor, di Tokyo, Jepang, dikutip dari Antara, Senin, 28 Oktober 2019.

Billy menyatakan Honda Motor Co., Ltd mengampanyekan keselamatan global, yaitu Safety for Everyone guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang bebas dari kecelakaan lalu lintas bukan hanya untuk pengguna kendaraan pribadi, namun seluruh pengguna jalan.

Honda Sensing merupakan teknologi keselamatan aktif yang dirancang untuk membantu pengendara agar lebih waspada saat melakukan perjalanan.

Honda Sensing memiliki dua jenis sensor dengan karakteristik yang berbeda, yakni sensor millimeter-wave radar yang terdapat pada front grille, dan sensor berupa monucular camera yang terpasang pada bagian dalam kaca depan mobil.

Berikut teknologi canggih keselamatan Honda Sensing yang terdapat pada All New Honda Accord.

A. Collision Mitigation Braking System (CMBS)

CMBS™ membantu pengemudi untuk menghindari tabrakan ketika sistem mendeteksi adanya potensi benturan dengan kendaraan yang melaju atau pun pejalan kaki di depan dengan memperingatkan pengguna secara bertahap dengan peringatan otomatis berupa audio visual, mengencangkan sabuk pengaman serta mengaktifkan rem secara bertahap.

Millimeter-wave radar dan monocular camera akan mendeteksi kendaraan dan pejalan kaki yang melaju di depan mobil.

Ketika sistem menentukan ada risiko tabrakan, sistem akan memberikan peringatan secara audio dan visual yang ditampilkan melalui layar Driver Information Interface (DII), serta menggetarkan pedal akselerator.

Apabila peringatan tersebut diabaikan dan jarak kendaraan dengan objek di depan semakin dekat, maka fitur CMBS™ akan bekerja dengan melakukan pengereman otomatis dengan tekanan yang berbeda-beda tergantung tingkat situasi darurat yang dihadapi untuk mengurangi kecepatan mobil sehingga kecelakaan dapat dihindari.

Monocular camera pada sistem CMBS™ juga dapat mendeteksi bentuk benda, sehingga dapat membedakan antara mobil atau pejalan kaki untuk memberikan peringatan yang berbeda kepada pengendara.

B. Lane Keeping Assist System (LKAS)

Lane Keeping Assist System (LKAS) dapat mempermudah pengendara dengan membantu mengkoreksi pergerakan arah setir di jalan tol. LKAS berfungsi dengan mengandalkan kamera yang dapat membaca marka jalan dan menggunakan electric power steering (EPS) untuk membantu pengendara menjaga posisi mobilnya agar tetap searah dengan marka jalan.

Saat LKAS mendeteksi posisi mobil yang mulai keluar dari jalurnya, sistem akan secara otomatis menggerakkan roda kemudi agar mobil kembali ke jalur semula.

Walau demikian, pengendara tetap diwajibkan untuk waspada dan meletakkan kedua tangannya di roda kemudi.

LKAS dapat diaktifkan dan dinon-aktifkan dengan menggunakan tombol di bagian bawah setir. Sistem secara otomatis akan berhenti beroperasi saat pengendara melepas kedua tangannya dari gagang setir, serta kembali beroperasi saat pengendara menggerakkan setir.

C. Road Departure Mitigation (RDM)

Road Departure Mitigation (RDM) berfungsi dengan menggunakan monocular camera untuk mengidentifikasi garis jalan (baik berupa garis lurus atau terputus-putus) serta mendeteksi titik reflektor yang ada di jalan.

Jika monocular camera mendeteksi kendaraan cenderung menyimpang dari garis jalan yang terdeteksi, sistem akan memberikan peringatan visual pada tampilan dan getaran pada roda kemudi dan akan membantu untuk membawa kendaraan kembali ke jalur.

Ketika sistem mendeteksi bahwa kendaraan melenceng terlalu jauh, sistem akan mengerem secara otomatis sehingga mobil tidak berjalan lebih jauh dari jalur yang seharusnya.

Berbagai peringatan visual akan muncul saat RDM mengambil tindakan pencegahan. Peringatan tersebut tampil di layar driver information interface (DII) bersamaan dengan getaran pada roda kemudi sebagai peringatan awal.

RDM juga memiliki pengaturan waktu yang dapat diatur untuk menentukan duasi getaran pada roda kemudi. Sistem RDM dapat dinon-aktifkan melalui safety support yang terdapat di layar MID.

D. Adaptive Cruise Control (ACC) with Low Speed Follow (LSF)

Adaptive Cruise Control (ACC) dengan low-speed follow membantu pengendara untuk mengatur kecepatan yang diinginkan dan membuat kendaraan mengikuti mobil yang ada di depannya, sehingga memungkinkan penggunaan cruise control pada kondisi jalanan yang cukup lenggang.

Sistem ACC menggunakan radar millimeter-wave dan monocular camera untuk mendeteksi jarak kendaraan terhadap mobil di depannya, dan mengatur kecepatan kendaraan untuk menjaga jarak ideal.

Jarak pendek, menengah, jauh atau ekstra jauh dapat diaplikasikan pada sistem ACC. Saat dibutuhkan, kendaraan dapat melakukan pengereman otomatis menggunakan modulator vehicle stability assist (VSA).

Didukung sistem low-speed follow (LSF), kemampuan untuk mengikuti kendaraan di depan secara otomatis dapat ditingkatkan terutama ditengah jalanan macet dimana kecepatan menurun hingga 0 km/jam.

ACC beroperasi pada kondisi sebagai berikut:

1. Mobil terdeteksi di depan kendaraan, mobil melakukan deselerasi secara otomatis apabila dibutuhkan, kemudian mengikuti mobil didepannya dengan tetap menjaga jarak ideal.

2. Mobil di depan perlahan berhenti, mobil akan ikut berhenti secara otomatis.

3. Mobil di depan mulai berjalan dari posisi berhenti, mobil kembali mengikuti mobil di depan saat tombol SET atau RES maupun pedal gas diaktifkan.

4. Sebuah mobil menyalip diantara kendaraan dan mobil yang diikuti secara otomatis ACC akan berganti target terhadap mobil terdekat yang ada di depannya.

5. Mobil di depan keluar dari jalur, sistem ACC tetap berlanjut pada kecepatan yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu antara 30 hingga 180 km/jam.

Sebuah pesan di driver information interface (DII) dan suara audio akan memberikan peringatan kepada pengendara saat fitur ACC diaktifkan.

E. Pedestrian Collision Mitigation Steering System

Pedestrian Collision Mitigation Steering System akan mendeteksi pejalan kaki dan garis batas pada garis samping untuk membantu menghindari tabrakan.

Ketika sistem memperkirakan akan terjadi tabrakan dengan pejalan kaki sebagai akibat dari kendaraan yang menyimpang dari jalur, sistem akan memberikan peringatan audio visual untuk mengingkatkan pengemudi.

Sistem juga akan langsung membantu memutar setir ke arah lain untuk membantu upaya menghindari tabrakan dengan pejalan kaki.

Selain itu, terdapat pula beberapa fitur keselamatan lainnya pada Honda Sensing, yakni traffic sign recognition, Lead Car Departure Notification System, Blind Spot Information System, LaneWatch, Multi-View Camera System, Wide-angle Rearview Camera System, Parking Sensor System, serta Backing Out Support.

Honda telah lama berkomitmen untuk mengembangkan beberapa fitur baru yang dapat membantu pengemudi dalam berkendara secara aman dan akan terus mengembangkan teknologi ini berdasarkan standar global. []

Berita terkait
Honda FIT Teranyar Terinspirasi dari Anjing Khas Jepang
Honda merancang Honda FIT hibrida terbaru yang terinspirasi dari binatang anjing ras khas Jepang, yaitu Shiba Inu.
Honda Super Cub C125 Bakal Rilis Tahun Depan
Honda Super Cub C125 terbaru akan menggunakan sistem pengereman ABS pada bagian rem cakram depan.
Honda Belum Tertarik Garap Mobil Listrik di Indonesia
Honda belum dapat memastikan rencana pengembangan dan penjualan produk mobil listrik di Indonesia.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya