Medan - Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat sebagian wilayah Kota Tebing Tinggi, Sumut, hingga Senin, 30 November 2020, masih terendam.
Sebagai langkah dalam menangani banjir tersebut, Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah melakukan pendataan dan mendirikan sebanyak 54 posko.
"Kondisi hari ini sudah mulai surut, dan ketinggian air sekitar 30 sentimeter. Ada beberapa titik lagi yang masih bertahan, tapi Pemerintah Kota Tebing Tinggi sudah berupaya melakukan penyedotan genangan air," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebing Tinggi, Wahid Sitorus melalui sambungan telepon, Senin, 30 November 2020.
Untuk penanganan, kata dia, yang pertama sekali adalah mendata, kemudian mengevakuasi, dan mendirikan tenda atau posko hingga dapur umum.
Ada sekitar 20-an posko kesehatan lengkap dengan tenaga medis dan obat-obatan
"Kami juga menyiapkan posko kesehatan lengkap dengan tenaga medis dan obat-obatan. Dan mendistribusikan logistik seperti makanan siap saji. Itu yang kami upayakan," katanya.
Baca juga:
- Banjir Kepung Tebing Tinggi, Gubsu Edy Pikirkan Perut Warga
- Korban Banjir Tebing Tinggi Terima Bantuan Pangan dari Inalum
Adapun posko yang didirikan, sambungnya, sebanyak 54 posko. "Untuk posko kesehatan beda lagi, ada sekitar 20-an posko kesehatan lengkap dengan tenaga medis dan obat-obatan," ujarnya.
Wahid mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, mengingat curah hujan yang masih tinggi.
Kota Tebing Tinggi, Sumut, sejak Jumat, 27 November 2020, sebagian besar wilayahnya terendam akibat luapan Sungai Padang yang membelah Kota Lemang tersebut.
Berdasarkan data BPBD Kota Tebing Tinggi, ada lima kecamatan yang terdampak cukup parah, yakni Kecamatan Rambutan, Bajenis, Padang Hulu, Tebing Tinggi Kota, dan Padang Hilir.
Dari lima kecamatan tersebut, hingga Sabtu, 28 November 2020, terdapat sekitar 25.297 jiwa yang terdampak banjir. []